Bali (ANTARA News) - Managing Director Fujitsu Indonesia, Achmad Sunuadji Sofwan, mengungkapkan bahwa kebijakan dan biaya menjadi kendala bagi perusahaan untuk melakukan transformasi digital.

"Tiap-tiap perusahaan punya policy sendiri-sendiri, ada yang segera mentransformasikan ada yang belum, jadi kendalanya di situ," kata dia kepada ANTARA News, dalam temu media di Bali, Kamis (26/5).

"Tidak hanya itu, biaya juga menjadi kendala," sambung dia.

Meski demikian, dia mengatakan bahwa transformasi digital sangat penting saat ini. Hal itu dapat dilihat dengan banyaknya toko yang tutup salah satunya karena tidak bisa mentransformasikan bisnis di dunia digital.

"Harusnya berubah, terutama retail. Harus mengubah bisnis kalau tidak akan ketinggalan," ujar Achmad.

"Dari segi bisnis, teknologi jika tidak digunakan akan tidak berguna. Teknologi seharusnya membuat perusahaan lebih kreatif," lanjut dia.

Namun, jika tidak beradaptasi, menurut Achmad, teknologi akan dapat mengancam bisnis. Akibatnya, akan ada revolusi industri baru, yang tentunya berbeda dari revolusi industri di abad 19.

Di Indonesia Achmad melihat sektor publik sudah mulai mendigitalisasikan bisnis mereka. "Penerapan digital transformasi semakin intensif, di public sector semakin tinggi," kata dia.

Lebih jauh, Achmad menjelaskan, transformasi digital memiliki tiga tingkatan. Pertama, digital project di mana perusahaan sudah mulai mendigitalkan salah satu proses dalam bisnisnya.

Selanjutnya, terjadi digital business di mana perusahaan telah menjalankan bisnis mereka secara digital. Terakhir, digital arenas ketika perusahaan tersebut telah mampu membuat ekosistem digital.

"Digital Arenas terjadi jika menyangkut banyak pihak yang dapat merasakan manfaatnya dengan menciptakan suatu ekosistem baru, sehingga berhasil menciptakan manfaat yang berlipat-lipat," ujar dia.

Transformasi digital, Achmad mengatakan, dapat dilakukan di segala bidang, misal connected retail. Dengan bisnis retail yang terkoneksi, pemilik retail bisa mengatur flow bisnis.

Di pabrik, smart manufacturing dapat memantau pabrik secara real time sehingga produktivitas akan meningkat sangat pesat dengan adanya digitalisasi. Bidang lain di antaranya smart agriculture dan smart city yang saat ini mulai digerakkan oleh pemerintah di sejumlah daerah.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016