Mataram (ANTARA News) - Perburuan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dr H Mawardi Hamri, yang dinyatakan hilang sejak 23 Maret 2016, masih terus berlanjut.

"Pada dasarnya, sama seperti kebijakan sebelumnya, kami dari pihak kepolisian masih terus mencari keberadaan yang bersangkutan," kata Direktur Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB AKBP M SUryo Saputro di Mataram, Jumat.

Berdasarkan perkembangan informasi yang dihimpun dari keterangan saksi maupun fakta temuan di lapangan, pihak kepolisian belum dapat menyimpulkan modus atau pun motif dari kabar hilangnya Dokter Mawardi.

"Sampai sejauh ini, belum ada data temuan yang mengindikasikan pada perbuatan tindak pidana kekerasan atau pun penculikan. Hal itu belum ada kita temukan," ujarnya.

Terkait dengan upah yang dijanjikan sebesar Rp200 juta bagi warga yang menemukannya, Suryo mengatakan bahwa banyak pihak yang menanggapi hal tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada satu pun informasi yang cukup jelas mengungkapkan keberadaannya.

"Banyak yang mencoba untuk memancing, dengan sasaran uang yang dijanjikan pihak keluarga, tapi belum ada informasi yang benar-benar mengarah pada keberadaannya," kata pria yang pernah menjabat sebagai Kabid Humas Polda NTB itu.

Diketahui sebelumnya, pihak kepolisian dalam hal ini telah melakukan berbagai upaya untuk membantu keluarga mencari keberadaannya. Mulai dari upaya melacak lewat nomor telefon pribadinya, transaksi keuangan bank, sampai mengumpulkan keterangan dari para pihak yang kenal dan dekat dengan Direktur RSUP NTB ini.

Bahkan terakhir, Polda NTB telah meminta bantuan Tim Forensik Cabang Denpasar untuk membantu melacak keberadaan anak ke lima dari 13 bersaudara ini, dengan melakukan pemeriksaan kendaraan roda empat milik salah seorang rekan dekatnya yang dicurigai mengetahui jejak keberadaan Dokter Mawardi.

Namun, segala upaya yang sudah dilakukan oleh pihak kepolisian pun belum juga membuahkan hasil. "Kalau pun ada tanda-tanda yang mengarah pada keberadaannya, pasti kita sudah cari dan langsung bawa kesini (Mapolda NTB). Tapi sampai sekarang belum ada," ucapnya.

Seraya tidak ingin "patah arang", pihak kepolisian hingga kini terus mengumpulkan segala macam informasi terkait keberadaan dokter yang berasal dari Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur itu.

"Sekarang, kita masih terus mengumpulkan sekecil apa pun informasi tentang dia. Jika ada titik temu, pastinya akan kami kabarkan," ujar Suryo Saputro.

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016