Jakarta (ANTARA News) - Kota Batu Jawa Timur menjadi tuan rumah Festival Sepak Bola U-12 yang memperebutkan Piala Menpora dan jumlah peserta yang turun pada kejuaraan ini sebanyak 68 tim Sekolah Sepak Bola (SSB) dari 16 provinsi di Indonesia.

Festival yang digagas oleh Forum Sekolah Sepak Bola Seluruh Indonesia (FOSSBI) berdasarkan data dari tim media yang diterima di Jakarta, Jumat, digelar selama tiga hari dan pelaksanaannya digelar di Stadion Brantas dan Lapangan Agro Kusuma Batu. Selain memperebutkan Piala Bergilir Piala Menpora untuk peringkat pertama juga ada Piala Bergilir Walikota untuk Tim Terbaik.

"Kami ucapkan terima kasih kepada FOSSBI yang memilih Batu sebagai tuan rumah. Kami sangat terbuka bagi pihak-pihak yang ingin menggelar kegiatan positif untuk anak-anak," kata istri Walikota Batu, Dewanti Rumpoko yang membuka secara resmi kegiatan tersebut.

Dalam pembukaan juga hadir Kabid Pendidikan Olahraga Dasar Kemenpora, Zainal Arifin, serta Presiden FOSSBI, Zuchli Imran. 

Sebelum kick-off, dilaksanakan deklarasi kebulatan tekad untuk komit menjalankan pembinaan sepak bola usia dini/muda yang menjunjung tinggi prinsip fair play dan sportifitas. Memerangi praktik kecurangan pencurian umur, rasisme dan anarkisme.

"Anak-anak adalah generasi penerus bangsa karena itu kami sangat senang dan berterimakasih kepada FOSSBI yang menggelar kegiatan ini. Semoga event ini berjalan lancar," kata Dewanti Rumpoko mewakili sang suami Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko yang berhalangan hadir.

Tidak hanya perwakilan pemerintah Kota Batu yang mendukung Festival SSB U-12, namun juga pihak Kemenpora yang dalam hal ini diwakili oleh Kabid Pendidikan Olahraga Dasar Kemenpora, Zainal Arifin. Menurut dia, kegiatan ini merupakan wadah positif bagi SSB yang fokus dalam pembinaan usia muda.

"Pemerintah sangat tersanjung dengan cita-cita dari FOSSBI dan mendukung perhelatan ini, apalagi tujuannya kedepan untuk menciptakan pembinaan yang berkelanjutan di tingkat usia dini," kata Zainal Arifin.

Sebelumnya Presiden FOSSBI Zuchli Imran Putra mengatakan pembinaan usia dini dan usia muda adalah kunci dari sukses sepak bola Indonesia di masa. Tanpa program pembinaan pemain usia dini, keinginan untuk memiliki timnas yang berkualitas yang dapat bersaing dengan timnas negara-negara lain hanya mimpi.

"Kita tidak ingin bermimpi dan berkhayal secara terus menerus, tapi kita ingin membuktikan bahwa pada tahun 2022 Indonesia tampil menjadi salah satu finalis Piala Dunia, dan para pemainnya adalah anak-anak kita yang digembleng di FOSSBI mulai usia 8,9,10,11, 12 sampai tingkat nasional," katanya.

Menurut dia, dalam menaungi pembinaan sepak bola usia dini dan muda FOSSBI berkomitmen untuk selalu menjunjung idealisme antara lain menciptakan para olahhragawan sepakbola yang jujur dan profesional, membersihkan penyakit anak usia dini yang marak, yaitu pencurian umur.

Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016