Tidak diragukan lagi, bahwa masa depan dan kemakmuran bersama akan sangat berhubungan dengan Tiongkok,"
Beijing (ANTARA News) - Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan memelihara hubungan baik dengan Tiongkok semakin penting bagi Indonesia, terutama dalam kerja sama ekonomi yang berdampak bagi kesejahteraan masyarakat kedua bangsa.

"Tidak diragukan lagi, bahwa masa depan dan kemakmuran bersama akan sangat berhubungan dengan Tiongkok," katanya saat menjadi pembicara kunci pada forum diskusi di Universitas Fudan, Shanghai, Sabtu.

Dalam paparannya berjudul "Deepening and Expanding Relations between Indonesia and China", Yudhoyono menuturkan Tiongkok telah menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, dengan kapasitas produksi yang terus meningkat dari waktu ke waktu serta cadangan devisa cukup besar di dunia.

Tiongkok telah bangkit menjadi negara besar dan memimpin di abad Asia saat ini. Meski perekonomian Tiongkok mengalami perlambatan di tengah krisis ekonomi global, namun Tiongkok tetap mampu menjadi sumber utama perekonomian global.

"Tiongkok semakin penting di Asia Pasifik, bahkan di masa datang Tiongkok menjadi sangat penting bagi dunia internasional. Semua telah menjadi saksi atas hal tersebut, termasuk Indonesia. Untuk itu banyak pula pelajar dan mahasiswa Indonesia yang belajar di Tiongkok, guna makin mengenal serta memahami Tiongkok, lebih baik," kata Yudhoyono.

Ia mengemukakan hubungan Indonesia dan Tiongkok dari waktu ke waktu semakin dalam dan luas, mencakup semua bidang.

"Saat saya menjadi Presiden Indonesia, bersama Presiden Xi Jinping, Indonesia dan Tiongkok bersepakat menjadi mitra strategis komprehensif yang diharapkan akan terus dapat dipelihara semakin baik," kata Yudhoyono.

Tak kalah penting, tambah dia, hubungan antarmasyarakat kedua bangsa juga harus semakin ditingkatkan mengingat hubungan antarmasyarakat kedua bangsa menjadi pilar utama hubungan baik kedua negara di masa depan.

"Hubungan antarmasyarakat antara lain melalui pertukaran pemuda dan pelajar Indonesia-Tiongkok, akan mampu menciptakan saling pemahaman yang benar tentang masing-masing pihak, baik Indonesia maupun Tiongkok," tuturnya.

Indonesia ingin hubungan dengan Tiongkok dapat terus ditingkatkan atas dasar saling menghormati, saling percaya sebagai mitra yang sejajar.

"Semua orang tentu ingin melihat hubungan Indonesia-Tiongkok semakin meningkat dari waktu ke waktu, sehingga memberikan manfaat tidak saja bagi kedua pihak melainkan juga bagi stabilitas keamanan dan kemakmuran kawasan," ujarnya.

Meski Indonesia dan Tiongkok memiliki perbedaan pandang, namun Indonesia-Tiongkok mampu memelihara kerja sama yang semakin baik di masa datang, kata Yudhoyono.

Forum Shanghai yang diselenggarakan tiap tahun sejak 2005 merupakan ajang diskusi tentang berbagai topik aktual, dengan mengundang para pemimpin atau mantan pemimpin dunia, akademisi, pelaku usaha, pemerhati dan pakar.

Beberapa nama seperti Sekjen PBB Ban ki-Moon, mantan Perdana dan Menteri Singapura Lee Kuan Yew pernah menyampaikan pidatonya pada forum tersebut.

Forum Shanghai telah memiliki struktur organisasi tetap bekerja sama antara lain dengan Yale University, University of Chicago, Washington University in St. Louis, Georgetown University, Peterson Institute for International Economics, the Chinese University of Hong Kong, Waseda University, dan London School of Economics and Political Science.

Pada penyelenggaraan tahun ini Forum Shanghai mengusung tema "Economic Globalization and Asias Choice Interconnectivity, Integration and Innovation: Building Community of Common Destiny in Asia".

Pewarta: Rini Utami
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016