Singapura (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan, Masyarakat dan Pemuda Singapura, Grace Fu, pada Sabtu meluncurkan pameran khusus edisi awal surat kabar berbahasa China di negeri itu, yang berlangsung di Balai Kenangan Sun Yat Sen, Nanyang.

Pameran berjudul "Awal Surat Kabar berbahasa China di Singapura" (1881-1942), menampilkan sejarah dan perkembangan surat kabar bebahasa China dan industri percetakan di Singapura dengan memajang 100 benda-benda bersejarah, gambar dan dokumen.

Pengunjung akan dibawa memasuki perjalanan sejarah sejak 1980an hingga masa pendudukan Jepang di Singapura, yang ditandai dengan pertumbuhan berbagai surat kabar, pelopor-pelopor China di belakangnya, kecenderungan jurnalistik dan peralihan perhatian media yang bergulir dari waktu ke waktu seiring dengan kebutuhan masyarakat.

Menteri Fu mengatakan masa awal surat kabar berbahasa China di Singapura memainkan peran penting secara informal, mempengaruhi dan mendidik komunitas Tionghoa di kawasan tersebut.

Surat kabar itu berperan meletakkan dasar yang penting dalam pembahasan masalah-masalah sosial.

Menteri juga mendorong orang untuk belajar dari para pendahulu untuk memberi pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat.

Didukung oleh sumbangan masyarakat, pameran itu menonjolkan beberapa hal pentin, seperti terbitnya lembaran negara kerajaan yang langka pada masa pemerintahan Dinasti Qing dan pemakaiannya untuk menyebarluaskan informasi berita pengadilan kerajaan dan pengumuman-pengumuman resmi.

Salinan dari "Lat Pau", yang dipandang sebagai harian China pertama di Singapura dan kamus Hakka-Melayu yang diterbitkan di Singapura pada 1929, memperlihatkan bahwa para pendatang dari China memakai budaya setempat.

Untuk menarik perhatian anak muda agar lebih terlibat, kurator pameran menambahkan hal-hal menarik dan interaktif guna memberikan pengalaman kepada pengunjung, seperti permainan multimedia untuk memberi kesempatan bagi pengunjung mempelajari industri percetakan surat kabar pada masa-masa awal.

Pengunjung juga dapat menyimpan kenangan melalui sudut pemotretan yang membuat mereka tampil dalam poster iklan.

Menurut kurator, pameran akan berlangsung hingga 9 Oktober, disertai dengan diskusi mengenai kekayaan sejarah, serta pameran surat kabar unggulan yang akan dilakukan sebagai bagian perluasan dari pameran tersebut.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016