Jakarta (ANTARA News) - Komisi Pemberantasan Korupsiakan terus berupaya menemukan Royani, sopir Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi, supaya bisa mendapat informasi mengenai hubungan antara Nurhadi dengan pihak-pihak yang perkaranya sedang ditangani oleh Mahkamah Agung.

"Royani penting, tapi mudah-mudahan ada jalan lain. Tapi kami tetap berusaha menemukan Royani," kata Ketua KPK Agus Rahardjo di Gedung Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta, Senin.

Namun, Agus mengatakan KPK terus berupaya menyelesaikan kasus suap terkait perkara peninjauan kembali di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat walaupun tanpa keterangan dari Royani.

"Mudah-mudahan banyak data yang telah ditemukan anak-anak (penyidik)," kata dia.

Dia mengatakan bahwa KPK telah melakukan pemeriksaan dan mengumpulkan data-data dari banyak pihak terkait perkara itu, tapi tidak mau terburu-buru menetapkan tersangka baru.

"Dari pemeriksaan sudah dilakukan banyak hal. Jangan buru-buru menetapkan tersangka baru, tapi akan dikembangkan terus. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa menyelesaikan," kata dia.

Penyelesaian kasus Nurhadi, menurut Agus, penting bagi perjalanan proses reformasi birokrasi yang sedang gencar dilakukan oleh pemerintah.

KPK sudah mencegah Nurhadi bepergian ke luar negeri serta menggeledah rumahnya di Jalan Hang Lekir pada 21 April 2016 dan menemukan uang Rp1,7 miliar. Uang itu diduga terkait dengan pengurusan sejumlah kasus.

KPK menduga Royani merupakan perantara penerimaan uang dari sejumlah pihak yang punya kasus di MA.

Royani sudah dua kali tidak memenuhi panggilan KPK tanpa keterangan. Mahkamah Agung sudah memberhentikan Royani karena dia sudah 30 hari lebih tidak masuk kantor.

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan ketiadaan Royani, yang mengetahui keseharian Nurhadi, dapat mengganggu penyelidikan KPK terhadap Nurhadi.

"Kami minta bantuan kepada siapa saja yang mengetahui keberadaan Royani. Masyarakat bisa melaporkan, wartawan juga bisa. Selain itu KPK juga minta bantuan kepada aparat lainnya, dari kepolisian dan imigrasi untuk melacak keberadaan Royani. KPK berharap Royani segera melaporkan diri untuk dimintai keterangannya," kata Alexander.

Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016