Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Mahyudin berkisah, sebelum menjabat sebagai Wakil Ketua MPR, sempat mengalami berbagai kegagalan dalam karirnya.

Di hadapan sejumlah siswa SD YPPSB 1 Sangatta Utara, Senin ini di Gedung Parlemen, Jakarta, politisi partai Golkar itu mengungkapkan pernah gagal diterima bekerja di kantor pajak di Kutai Timur. Pahitnya kegagalan berlanjut saat gagal menjadi bupati Kutai Timur, setelah kalah dari Awang Farouk.

"Tuhan mempunyai rencana di balik kegagalan itu makanya saya bisa menjadi Wakil Ketua MPR," tutur dia.

Mahyudin memotivasi para siswa meraih keberhasilan dan kesuksesan, sekalipun dalam kehidupan tidak semuanya berhasil. Tapi kegagalan jangan membuat kita berputus asa. "Kita harus bangkit kembali. Di balik kegagalan bisa jadi ada misi yang lebih baik dari Tuhan untuk kita,'' jelas dia.

Di depan para siswa, juga Mahyudin mengungkapkan bahwa sosialisasi Empat Pilar (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) berguna untuk menangkal paham radikal seperti terorisme.

''Kenapa harus dilaksanakan sosialiasi, karena sudah tidak ada lagi penataran P4. Ini berguna untuk menahan paham-paham radikal, seperti tindakan terorisme,'' kata Mahyudin.

Menurut dia, terorisme itu tidak benar dan tidak sesuai Pancasila. Dalam sosialisasi Empt Pilar juga terkandung nilai Bhinneka Tunggal Ika meminimalisir fanatisme kedaerahan, yang kerap membawa isu-isu SARA untuk kepentingan tertentu.

Mahyudin menambahkan, Empat Pilar MPR juga perlu ditanamkan untuk mencegah pejabat negara korupsi. Dia menilai, Indonesia juga menghadapi tantangan penegakan hukum yang tidak optimal, dan persaingan antar negara dalam era globalisasi. ''Itulah tantangan mengapa kita mensosialisasikan Empat pilar,'' ujar dia.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016