Bandarlampung (ANTARA News) - Ketua Persatuan Pedagang Daging Sapi Kota Bandarlampung, Tampan Sujawarji menyatakan pemerintah pusat harus menekan harga daging sapi hidup, agar jika dijual di pengecer bisa berkisar Rp80.000 - Rp100.000 per kilogram.

"Pemerintah harus mampu menekan harga daging sapi hidup hingga di kisaran Rp35.000/kg untuk saat ini harganya berkisar Rp43.000/kg, jika tidak dilakukan harga daging akan tetap di atas Rp100.000/kg," kata Tampan Sujawarji di Bandarlampung, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya siap menurunkan harga tetapi dengan cacatan pemerintah juga harus mampu menurunkan harga daging sapi hidup.

Menurutnya, pada dasarnya pedagang menyambut baik program harga daging sapi murah ini, tetapi pihaknya meminta kejelasan seperti apa sistem yang akan diterapkan oleh pemerintah.

Sebab, jika hanya memaksa pedagang untuk menjual dengan harga murah, sementara harga dari distributor sapi tetap tinggi itu sama saja membuat pihaknya merugi.

"Ini yang harus dijelaskan dulu, apakah jalur subsidi atau seperti apa. Kalau harga bahan baku tetap mahal, sementara kita disuruh jual murah itu tidak mungkin ketemu, pedagang tidak ingin merugi," kata dia.

Sementara itu, sejumlah pedagang menyebutkan pasokan daging sapi tetap lancar menjelang Ramadhan 2016, namun harga kebutuhan pokok itu masih tetap bertahan tinggi.

"Kita sekarang cukup mudah mendapatkan sapi impor maupun sapi lokal, namun harga daging sapi sulit turun. Harga jual daging sapi masih bertahan tinggi sekitar Rp120.000/kg," kata Andre, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Lelang.

Ia menyebutkan salah satu penyebab harga daging tetap tinggi adalah harga sapi yang cenderung mahal.

"Sekarang harga sapi masih sekitar Rp42.500- Rp43.000/kg. Sepanjang harga sapi tetap tinggi, harga daging sulit sekali turun," katanya.

Sehubungan itu, dirinya kurang yakin harga daging sapi bakal turun menjadi Rp85.000/kg, meski keran impor sapi dan daging beku diperbesar oleh pemerintah menjelang Lebaran, karena permintaan atas daging justru meningkat.

Selain itu, dia juga menyebutkan harga daging menjelang Ramadhan di Kota Bandarlampung masih bertahan Rp120.000/kg, karena belum ada peningkatan permintaan atas daging.

Lampung merupakan sentra utama peternakan sapi di Indonesia. Stok sapi pada Juni 2016 diprediksi mencapai 18.406 ekor, sedang kebutuhan daerah itu sekitar 4.840 ekor. Ketersediaan daging sapi mencapai 3,247 ton, sedang kebutuhan hanya 854 ton.

Untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan menjelang Lebaran, ketersediaan sapi di Lampung akan ditingkatkan menjadi sekitar 68 ribu ekor, sementara kebutuhan diprediksi mencapai 17.891 ekor.

Provinsi Lampung merupakan salah satu penyuplai ternak tersebut ke sejumlah wilayah, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Jawa Barat.

Di Lampung terdapat sebelas "feedloter" atau perusahaan penggemukan sapi potong dengan kapasitas kandang 117.700 ekor.

Pewarta: T Subagio/Roy BP
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016