Jakarta (ANTARA News) - Sektor makanan dan minuman menopang pertumbuhan industri pengolahan non migas, di mana pada kuartal I/2016 pertumbuhan industri mamin mencapai 7,55 persen.

Angka tersebut tumbuh tipis bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015 sebesar 7,54 persen.

"Industri mamin merupakan industri yang sangat strategis dan berkontribusi terhadap industri pengolahan non migas sebesar 31,51 persen," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Selasa.

Sementara itu, industri pengolahan non migas yang tumbuh 4,46 persen pada kuartal I/2016 berkontribusi 18,41 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.

Menurut Saleh, hal tersebut menunjukkan bahwa sektor industri mamin mempunyai peranan yang besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Peranan tersebut juga dapat dilihat dari sumbangan nilai ekspor produk makanan dan minuman yang mencapai 2,37 miliar dollar AS pada kuartal I/2016, kendati angkanya turun 8,02 persen dibandingkan periode yang sama pada 2015 yang mencapai 2,56 miliar dollar AS.

Pertumbuhan industri mamin juga dipengaruhi oleh realisasi investasi, yang pada kuartal I/2016 sebesar RP8,9 triliun untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 468,86 juta dollar AS.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016