Kita tahu banyak dipengaruhi El Nino, yang menyebabkan musim hujannya bergeser. Jadi berdampak sedikit terutama ke industri makanan dan minuman yang menjadi penopang."
Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan industri pengolahan non migas pada kuartal I/2016 mencapai 4,46 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2015 yang angkanya 5,26 persen.

"Kita tahu banyak dipengaruhi El Nino, yang menyebabkan musim hujannya bergeser. Jadi berdampak sedikit terutama ke industri makanan dan minuman yang menjadi penopang," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Selasa.

Selain itu, lanjut Saleh, belum pulihnya pasar global juga menjadi kendala pertumbuhan industri kuartal I tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Namun demikian, Saleh tetap optimistis Kemenperin mampu meraih target pertumbuhan industri 5,6 persen pada akhir 2016, di atas pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 5,3 persen.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah akan berupaya membuat berbagai kemudahan untuk mengundang investasi masuk ke Indonesia.

Selain menciptakan iklim investasi yang kondusif, Kemenperin juga terus memfasilitasi promosi berbagai produk, salah satunya produk industri makanan dan minuman baik dalam maupun luar negeri.

Industri makanan dan minuman diketahui menyumbang 18,41 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Kendati demikian, industri manufaktur diperkirakan akan tetap berperan penting untuk mendongkrak pertumbuhan industri dan pertumbuhan ekonomi, di mana industri manufaktur berkontribusi 21 persen terhadap PDB kuartal I/2016.

"Berbagai kemudahan terus diberikan. Presiden menetapkan kemudahan usaha di Indonesia harus turun, kemarin dari 120 ke 109 dan harus diturunkan lagi dari itu," ungkapnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016