Kerja sama dialog HAM Indonesia-Norwegia yang dilaksanakan sejak 2002 telah berhasil membangun saling pengertian dan memberikan kontribusi nyata bagi kedua negara,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengatakan bahwa rasa saling pengertian dan kerja sama adalah kunci bagi kesinambungan Dialog Hak Asasi Manusia (HAM) antara Indonesia dan Norwegia.

"Kerja sama dialog HAM Indonesia-Norwegia yang dilaksanakan sejak 2002 telah berhasil membangun saling pengertian dan memberikan kontribusi nyata bagi kedua negara," ujar Menlu RI saat membuka Dialog HAM RI-Norwegia ke-12 di Kementerian Luar Negeri RI, dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa.

Menlu Retno menekankan bahwa saat ini dunia menghadapi tantangan lebih besar karena adanya kegagalan demokrasi yang mengakibatkan tidak adanya toleransi, munculnya ekstrimisme dengan kekerasan serta radikalisasi.

"Saya harap melalui dialog ini, kedua negara dapat memperkuat kolaborasinya baik di tingkat nasional, regional dan multilateral dalam pemajuan dan perlindungan HAM," kata dia.

Sementara Menlu Norwegia Berge Brende dalam sambutannya menegaskan bahwa dialog HAM RI-Norwegia merupakan hal yang membanggakan, dan dia berharap kerja sama itu terus ditingkatkan.

Menlu Norwegia memandang Indonesia sebagai salah satu kekuatan demokrasi di dunia dan juga sebagai negara yang memainkan peran kunci di ASEAN.

Kerja sama Dialog HAM RI-Norwegia itu dimulai pada 2002 dan diselenggarakan setiap dua tahun sekali.

Sejumlah kerja sama HAM antarkedua negara telah dibahas dalam beberapa kelompok kerja, seperti kelompok kerja hak anak; kelompok kerja militer dan polisi; serta kelompok kerja antar kepercayaan dan budaya toleransi.

Delegasi yang hadir dalam dialog HAM itu bukan hanya terdiri dari wakil-wakil pemerintah, namun juga melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas di bidang HAM.

Delegasi Indonesia melibatkan, antara lain wakil lembaga bantuan hukum, komisioner anak, media dan pegiat toleransi.

Dalam dialog HAM kali ini, kedua pihak membahas sejumlah rekomendasi, seperti reformasi peradilan anak (restorative justice), penanggulangan kekerasan ekstrimisme, dan teknik wawancara investigatif, serta penguatan moderasi.

Topik HAM lain yang dibahas adalah penguatan kerja sama HAM di forum PBB dan forum multilateral regional lainnya, seperti OKI dan ASEAN.

Penyelenggaraan Dialog HAM RI-Norwegia ditutup dengan kunjungan dan diskusi lebih lanjut di Badan Litbang dan Pendidikan Pelatihan Kementerian Agama pada Selasa (31/5).

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016