Jakarta (ANTARA News) - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki), yang merupakan gabungan dari Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) dan Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), fokus membangun pusat riset dan pengembangan mebel dan kerajinan.

"Sudah jelas bahan baku menjadi keunggulan kita. Kemudian, bagaimana proses pengolahan bahan bakunya ini, ke depan industri mebel dan kerajinan harus berbasis R&D," kata Sekjen Himki Hari Basuki di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, selama beberapa dasawarsa, industri mebel dan kerajinan di Indonesia masih berada di posisi sebagai penjahit, dengan menerima pesanan sesuai model yang diinginkan.

Dengan bergabungnya dua asosiasi besar tersebut, ia berharap, Indonesia memiliki pusat R&D yang mampu menciptakan desain manufaktur khas Nusantara, sehingga menjadi nilai tambah bagi industri mebel dan kerajinan Tanah Air.

"Saya kira nantinya bisa menjadi kekuatan industri secara global, kita memang harus juga mengikuti dan menyesuaikan tren pasar," ungkap Hari.

Sementara itu, Ketua Umum Himki Soenoto menyampaikan, dengan demikian, target nilai ekspor 5 miliar dollar AS diyakini akan lebih mudah dicapai dengan penggabungan serta sistem yang akan dibangun Himki tersebut.

"Kami akan mengumpulkan data industri mebel dan kerajinan dari Sabang sampai Merauke dan kami akan mengumpulkan data pasar yang ada di seluruh dunia," ujar Soenoto.

Dengan demikian, ia berharap, selain mampu mencapai target ekspor pada 2019, inudstri mebel dan kerajinan di Indonesia juga dapat lebih maju dan mensejahterakan masyarakat.

Pewarta: Sella Panudrasa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016