Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) tetap mencatat keuntungan pada tahun 2015 walau harga minyak dunia turun dari 106 dolar AS menjadi 42 dolar AS perbarel.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, perusahaan BUMN yang dipimpinnya itu membukukan laba bersih 1,42 miliar dolar AS, sedikit menurun dari tahun 2014 yang tercatat 1,45 miliar dolar AS.

"Penurunan harga minyak dunia memang sangat memengaruhi kinerja perusahaan minyak dan gas bumi di seluruh dunia, termasuk Pertamina. Namun, dalam situasi itu, Pertamina justru meningkatkan kinerja unit-unit bisnis dan anak perusahaan dan melakukan efisiensi di berbagai lini," ujar Dwi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Dia melanjutkan produksi hulu migas Pertamina naik 11 persen dari 548,5 ribu barel setara minyak perhari menjadi 606,7 ribu barel perhari di tahun 2015. Sementara produksi gas Pertamina meningkat 18 persen dari tahun 2014, yaitu semula 1,61 BSCFD menjadi 1,90 BSCFD.

Produksi panas bumi Pertamina pun meningkat delapan persen menjadi 3.056,82 GWH setara listrik.

Pada tahun 2015, kilang RFCC Cilacap yang sudah beroperasi dan pebelolaan kembali Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) juga berdampak positif bagi Pertamina.

"Yield Valuable Product kilang Pertamina meningkat menjadi 75,52 persen dari 73,14 persen pada tahun 2014," tutur Dwi.

Pertamina juga berhasil membayar utang sebesar 4,07 miliar dolar AS pada tahun 2015, dengan realisasi investasi mencapai 3,62 miliar dolar AS di mana 75 persen dialokasikan untuk bisnis hulu.

Selain itu, Pertamina juga behasil mencatat margin pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) 12,28 persen pada tahun 2015, tertinggi selama tahun 2015.

Realisasi pendapatan Pertamina pada tahun 2015 41,76 miliar dolar AS dan dan EBITDA 5,13 miliar dolar AS.

Sementara itu, kinerja bisnis Pertamina di sektor hilir pada tahun 2015 juga mencatat goresan positif. Penjualan Pertalite, yang pendistribusian dimulai pada Juli 2015, hingga 373.040 kiloliter. Pelumas Pertamina juga menguasai pasar hingga 59,1 persen.

Transportasi gas Pertamina melalui anak perusahaan Pertagas pada tahun 2015 meningkat empat persen menjadi 531,17 BSCF dari tahun sebelumnya. Sementara niaga gas juga bertumbuh 18 persen menjadi 48.230 BBTU.

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016