Taipei (ANTARA News) - Pelantikan Presiden Taiwan yang baru Tsai Ing-wen telah berlangsung dengan perayaan yang sangat meriah di lapangan depan Wisma Negara pada 20 Mei 2016.

Salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Tsai Ing-wen adalah Kebijakan Menuju Selatan (Southbond Policy) seperti yang disampaikan saat pidato pelantikannya.

Dengan adanya hubungan baik yang selama ini telah terjalin terutama di bidang ekonomi, sosial dan budaya, kebijakan Tsai yang mengarah ke selatan termasuk ASEAN diharapkan dapat meningkatkan kerja sama di berbagai sektor kecuali bidang politik antara Indonesia dan Taiwan.

Indonesia dan Taiwan tidak memiliki hubungan diplomatik, karena Indonesia menganut Kebijakan Satu China (One China Policy). Namun kerja sama kedua pihak berjalan dengan baik, bahkan menunjukkan banyak kemajuan di bidang ekonomi, perdagangan, pendidikan, dan ketenagakerjaan.

Di sisi lain pihak Taiwan sendiri menghormati asas dan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas-aktif serta menganut Kebijakan Satu China.

Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan, Leo Chen-jan Lee, mengatakan kepada Antara bahwa pemerintahan Tsai Ing-wen akan terus meningkatkan hubungan dengan Indonesia dalam salah satu upaya mewujudkan Kebijakan Menuju Selatan.

"Kami akan terus meningkatkan hubungan dengan Indonesia di berbagai sektor termasuk bidang ketenagakerjaan," kata Leo Chen-jan Lee usai merima wartawan dari 38 negara yang meliput acara pelantikan Presiden Taiwan.

Menurut wakil menteri tersebut, sekitar 270.000 orang Indonesia bekerja di Taiwan dan kurang lebih 238,000 adalah pekerja migran yang bekerja dengan baik.

"Masyarakat Indonesia dan Taiwan seperti saudara sendiri termasuk para pekerja migran. Kami sangat memperhatikan mereka yang kebanyakan Muslim dan karenanya kami banyak membangun masjid untuk beribadah agar mereka merasa betah di Taiwan," katanya.

Sementara itu Kepala Bidang Tenaga Kerja, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taiwan, Devriel Sogia, mengatakan gaji tenaga kerja Indonesia (TKI) di Taiwan tertinggi di dunia dengan upah minimum sebesar 17.000 dolar Taiwan/bulan.

"Gaji tenaga kerja Indonesia sejak tahun 1997 hanya 15.840 dolar Taiwan, dan baru naik menjadi 17.000 dolar Taiwan sejak tahun 2015," kata Devriel Sogia kepada Antara belum lama ini di Taipei.Unik

Sebelumnya Direktur Divisi Informasi dan Pers Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taiwan (TETO) di Indonesia, Ismail Mae, mengatakan Indonesia merupakan negara pengakomodasi warga etnik Tionghoa terbesar ke tiga di dunia setelah China dan Taiwan.

"Hal ini adalah keunikan yang sangat istimewa untuk Taiwan. Keunikan semacam itu tidak dimiliki oleh Taiwan dengan negara lain, bahkan dengan Jepang sekali pun," katanya.

Menurut dia, banyaknya jumlah warga negara Indonesia keturunan Tionghoa mempengaruhi hubungan Indonesia dan Taiwan yang berpenduduk 23 juta itu.

Hubungan sosial masyarakat Indonesia dan Taiwan yang semakin erat, lanjut dia, memudahkan penguatan dan pengembangan kerja sama bilateral di berbagai sektor termasuk bidang ekonomi, perdagangan, investasi, pendidikan, dan budaya.

"Semua yang dibutuhkan untuk investasi tersedia di Indonesia antara lain bahan mentah, tenaga kerja yang kompeten, dan masyarakat yang ramah. Apalagi, pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan indeks kemudahan berbisnis dengan melakukan reformasi birokrasi," kata Mae.

Data Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei menunjukkan nilai ekspor Indonesia ke Taiwan pada Januari 2016 mencapai 403,18 juta dolar AS, atau naik 25,94 persen dibandingkan nilai pada Desember 2015.

Ada pun nilai impor Indonesia dari Taiwan pada Januari 2016 mencapai 237,93 juta dolar AS, atau naik 10,39 persen dibandingkan nilai pada Desember 2015.

Sementara itu, jumlah wisatawan Taiwan yang berkunjung ke Indonesia pada Februari 2016 mencapai 16.789 orang, atau naik 34,98 persen dibanding Januari 2016.

Sementara, jumlah wisatawan Indonesia ke Taiwan pada Februari 2016 mencapai 13.766 orang, atau turun 3,00 persen dibanding pada Januari 2016. 

Oleh Bambang Purwanto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016