Manila (ANTARANews) - Kapal perang buatan PT PAL Indonesia, yang dipesan sejak dua tahun lalu, kini diserahterimakan ke pemerintah Filipina, di dermaga 13, South Harbour, Manila, Rabu.

Hadir pada serah terima Presiden Filipina, Benigno Simeon Aquino III, serta Menteri Pertahanan Filipina, Voltaire T Gazmin. 

Sedangkan dari pihak Indonesia hadir Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Johny Lumintang, Direktur Perencanaan dan Pengembangan usaha PT PAL Indonesia, Eko Prasetyanto, Atase Pertahanan Indonesia di Filipina, Kolonel Asep S, dan Atase Perdagangan, Irawan.

Aquino III masuk ke dalam lambung kapal perang jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) BRP TARLAC (LD-601) buatan PT PAL Indonesia yang memiiliki panjang 123 meter dan lebar 21,8 meter, dengan kecepatan jelajah 16 knot.

TNI AL memiliki empat kapal sejenis (walau tidak serupa persis), yaitu dari kelas Landing Platform Dock, di antaranya KRI Banjarmasin-590 dan kapal rumah sakit, KRI dr Suharso-990. Kapal kelas ini bisa menjadi kapal pengangkut pasukan dan sistem persenjataan, landasan armada helikopter, hingga peluncur tank dan hovercraft. 

Aquino III juga menyempatkan diri menandatangani buku tamu pada kapal baru yang mampu mengangkut dua helikopter itu. Peresmian kapal perang baru itu juga bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-118 Angkatan Laut Filipina.

Lumintang mengatakan, pesanan kapal perang tersebut murni bisnis, karena mengikuti tender internasional.

"Ini merupakan kapal pertama pesanan pemerintah Filipina, akan ada satu lagi sejenis ini akan dikirim tahun depan," ujar Lumintang, yang bangga produk buatan Indonesia itu mampu memenuhi pesanan tepat waktu.

Selain kapal perang, kata dia, pemerintah Filipina melalui kementerian pertahanannya juga memesan pesawat terbang buatan PT Dirgantara Indonesia, N-212 Aviocar.

Dia menilai Indonesia-Filipina merupakan anggota ASEAN yang memiliki banyak kemiripan. "Karena itu jangan berkompetisi, tapi bekerja sama," katanya.

Sementara itu, Prasetyanto mengatakan, kapal itu kapal perang pertama yang diekspor BUMN itu.

"Kami menang tender internasional pada 2014," ujarnya. Pembangunan kapal dimulai pada Mei 2014 dan selesai tepat waktu dua tahun, yaitu pada Mei 2016. Pada 8 Mei 2016 lalu Wakil Presiden, Jusuf Kalla, melepas ekspor perdana kapal perang itu.

"Butuh waktu memang untuk pengecekan kembali dan pengkondisian, sebelum akhirnya lolos untuk serah terima hari ini, " kata Prasetyanto.

Harga kapal tersebut, menurut dia, mencapai 43 juta dolar Amerika Serikat. Pemerintah Filipina dalam pengumumannya menyebut angka 59 miliar peso yang harus dikeluarkan untuk kapal perang pengangkut itu.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016