Jakarta (ANTARA News) - Mantan wakil presiden Republik Indonesia Boediono mengatakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan instrumen terbaik untuk mencapai keadilan dan pemerataan ekonomi jika didukung penuh oleh berbagai pihak, termasuk kementerian dan lembaga keuangan.

"Instrumen terbaik untuk mencapai pemerataan ekonomi sebenarnya adalah UMKM. Ada cara-cara tidak langsung, seperti pajak dan retribusi. Kalau kita dorong kemajuannya secara langsung bisa menghasilkan pemerataan tanpa harus melakukan upaya tidak langsung tadi," kata Boediono pada malam pemberian penghargaan Bank Indonesia di Kantor Pusat BI Jakarta, Rabu malam.

Boediono yang juga pernah menjabat Gubernur Bank Indonesia itu mengatakan pembagian nilai tambah warga Indonesia akan lebih merata jika UMKM dikembangkan dan dibangun secara utuh, salah satunya dengan didukung melalui pembiayaan.

Menurut dia, untuk menyukseskan UMKM perlu pemikiran yang koheren dan menjadi tugas bersama yang harus diemban oleh semua pihak, bukan saja mengandalkan Kementerian Koperasi dan UKM.

Boediono memaparkan ada lima strategi pencapaian yang dirumuskan dalam "Small Medium Enterprises (SME) Development" di ASEAN untuk pengembangan UMKM, yakni pertama mempromosikan produktivitas teknologi dan inovasi.

Strategi kedua adalah akses pembiayaan yang dinilai masih ada ruang kesempatan bagi seluruh pihak, terutama perbankan untuk mendukung penyaluran kredit UMKM.

Strategi ketiga adalah akses pasar. Boediono menjelaskan UMKM tidak boleh hanya beroperasi di pasar setempat, melainkan di pasar internasional. Kemudian, strategi penciptaan suasana iklim usaha yang memudahkan pelaku bisnis.

"Jangan sampai UMKM menemui hambatan yang lebih besar daripada yang dihadapi perusahaan besar, misalnya soal perizinan harusnya dipermudah," kata Boediono.

Ia menambahkan UMKM harus mendapat perhatian khusus dengan mempermudah perizinan usaha. Selanjutnya, strategi kelima adalah kualitas kemampuan kewirausahaan yang harus diasah.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016