Jakarta (ANTARA News) - Pidato Soekarno di depan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, di Jakarta, sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yang disebut sebagai lahirnya rumusan Pancasila difilmkan dalam bentuk dokudrama dengan judul Pantja-sila: Cita-Cita & Realita yang diputar perdana Kamis malam (2/6).

Tino Saroengallo yang memproduseri film tersebut di Jakarta, Kamis, mengatakan, dokumen sejarah yang didramakan kembali lewat film tersebut sengaja dihadirkan untuk menyajikan satu episode sejarah yakni lahirnya Pancasila.

Film berdurasi 79 menit dengan satu episode menyajikan pidato Bung Karno yang diperankan oleh Tyo Pakusodewo tersebut dibuat untuk menghadirkan sejarah yang tidak terekspose.

"Tujuan film ini adalah untuk mengisi, menambah keping sejarah yang hilang," kata Saroengallo.

Namun dia tidak berharap film yang dibuat dengan hanya modal niat tersebut bisa mengubah orang yang menontonnya menjadi nasionalis.

Saerongallo mengembalikan pemahaman dan pandangan penonton terhadap film Pantja-sila dengan menyerahkan pada diri masing-masing.

Namun setidaknya, dia berpendapat, film Pantja-sila memberikan kepingan sejarah yang sangat penting dan harus disimak oleh masyarakat Indonesia.

"Di film ini pidato Soekarno tentang Pancasila ini murni dari pemikiran dia sebagai cendekia, bukan bangsawan atau negarawan apalagi presiden," kata dia.

Dia menjelaskan ide pembuatan film tersebut bermula saat dia membaca buku yang berisi tentang pidato Bung Karno saat rapat BPUPKI itu.

Dia berniat untuk memfilmkan momen Soekarno berpidato karena terpukau pada pemikiran Soekarno saat sebelum menjadi presiden dan justru belum banyak diketahui masyarakat luas. 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016