Pontianak (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat mencatat nilai ekspor Kalbar pada April 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,23 persen dibanding Maret 2016 yaitu dari 39,94 juta AS naik menjadi 40,03 juta AS.

"Namun nilai ekspor Kalbar jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Januari-April 2016 terhadap 2015 terjadi penurunan sebesar 38,57 persen," ujar Kepala BPS Kalbar Pitono di Pontianak, Minggu.

Karet dan barang dari karet (HS40), kayu barang dari kayu (HS44) dan bahan kimia anorganik (HS28) menurut Pitono merupakan tiga komoditas unggulan ekspor pada April 2016. Ketiga golongan barang tersebut menyumbang sebesar 88,54 persen dari total nilai ekspor Kalbar.

"Bila dibandingkan dengan Maret 2016, ketiga komoditas tersebut mengalami peningkatan masing-masing sebesar 5,87 persen 20,88 persen dan 354,69 persen," katanya.

Pitono menambahkan peningkatan komoditas terbesar ekspor Kalbar pada April terhadap Maret 2016 yaitu bahan kimia anorganik (HS28) sebesar 3,23 juta AS atau 354,69 persen. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan terbesar yaitu Lemak dan minyak hewan atau nabati (HS15) sebesar 0,13 juta AS atau 97,50 persen. Pada April 2016, ekspor dari sepuluh golongan barang (HS 2 digit) memberikan kontribusi sebesar 99,74 persen terhadap total nilai ekspor Kalimantan Barat.

"Dari sisi pertumbuhan, ekspor sepuluh golongan barang tersebut naik 1,74 persen terhadap Maret 2016, yaitu dari 39,25 juta AS menjadi 39,93 juta AS," kata dia.

Pitono menyampaikan negara Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok merupakan tiga negara tujuan ekspor Kalimantan Barat terbesar pada April 2016, yaitu masing-masing sebesar 14,74 juta AS, 9,94 juta AS dan 3,49 juta AS dengan kontribusi sebesar 70,36 persen.

"Tujuan ekspor Kalimantan Barat pada April 2016 ini masih didominasi negara Asia yaitu dengan kontribusi sebesar 84,20 persen. Sedangkan kontribusi nilai ekspor ke negara tujuan utama lainnya seperti Amerika Serikat, Argentina dan Finlandia sebesar 7,72 persen serta 8,08 persen ke negara lainnya," katanya.

Pewarta: Dedi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016