New York (ANTARA News) - Calon presiden Partai Demokrat Hillary Clinton unggul dua digit atas pesaingnya dari Partai Republik Donald Trump setelah bulan lalu miliarder New York itu menyamai popularitas Hillary, begitu hasil jajak pendapat Reuters/Ipsos.

Pergerakan ini terjadi setelah Hillary meningkatkan serangannya terhadap posisi kebijakan Trump dan setelah Trump menangkis tuduhan telah menyesatkan ribuan orang yang mengeluarkan dana 35.000 dolar AS untuk berbagai seminar mempelajari strategi investasi Trump, selain dituduh membagi-bagikan uang yang dia galang dari para veteran AS.

Sekitar 46 persen responden menyatakan mendukung Hillary, sedangkan 35 persen mendukung Trump, dan 19 persen sisanya tidak mendukung siapa-siapa, begitu hasil survei terhadap 1.421 orang antara 30 Mei sampai 3 Juni.

Pertengahan Mei lalu Trump menyamai Hillary sehingga sempat menimbulkan perkiraan bakal terjadi Pemilu yang ketat antara kedua kandidat pada Pemilu November nanti.

Trump hampir pasti menjadi calon presiden dari kubu Republik setelah lawan-lawannya mundur, sedangkan Hillary masih bersaing dengan Senator Bernie Sanders dari Vermont.

Hillary berharap memastikan diri menjadi calon presiden dari Demokrat bulan depan ketika negara bagian-negara bagian besar seperti New Jersey dan California menggelar pemilihan pendahuluan, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016