Surabaya (ANTARA News) - Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah VII Jawa Timur menyebutkan sekitar 300 dosen dari 16.000 dosen di wilayah Kopertis VII masih menempuh pendidikan jenjang S2.

Kepala Kopertis VII Jatim, Suprapto di Surabaya, Rabu, mengatakan para dosen menempuh pendidikan S2 karena dorongan pemerintah atas kualitas pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik, terutama bagi tenaga pengajarnya (dosen) yang harus S2.

"Imbauan dosen harus S2 sudah lama dicanangkan, sedangkan dosen S1 paling banyak didominasi dari dosen yayasan," katanya ketika dikonfirmasi Antara.

Ia mengatakan dosen-dosen yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 itu dibantu pemerintah atau yayasannya dengan beasiswa. Mayoritas mereka akan selesai pada Juni 2016.

"Selain itu, ada sejumlah dosen memang tidak melanjutkan S2 karena pertimbangan usia dan masa pensiun. Peningkatkan kualitas tenaga pengajar ini dilakukan oleh semua PTS, agar nisbah dosen dan kualitas SDM memenuhi persyaratan yang ada," terangnya.

Sementara itu, Universitas Widya Kartika Surabaya (Uwika) telah menyekolahkan tujuh dosennya di dalam dan luar negeri. Tahun ini satu dosen yang menyelesaikan S2 ada di Surabaya.

"Sepanjang 2013 hingga 2016, upaya peningkatan kualitas dosen tidak hanya di S2 melainkan pada tingkat S3 juga, seperti dua dosen akuntansi yang mengambil program S3 Akutansi di Universitas Airlangga (Unair)," ujar Rektor Uwika, Murpin Josua Sembiring.

Ia menambahkan satu dosen elektro mengambil S3 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, bahkan ada satu dosen Teknik Uwika mengambil beasiswa S3 di Taiwan.

"Dosen yang barus menyelesaikan S2 yaitu satu dosen elektro dan satu calon dosen bahasa mandarin yang mnempuh pendidikan S2 ke Chonging Normal University di Tiongkok," terangnya.

Di sisi lain, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Achmad Jazidie menuturkan seluruh dosen yang masih S1 saat ini sedang menempuh program pasca sarjana.

"Ada satu atau dua orang yang sudah tidak mungkin kuliah atau tidak mau kuliah, maka mereka tidak dibolehkan membina mata kuliah. Jadi dialihkan sebagai tenaga administrasi," tandasnya.

Pewarta: Indra/Laily
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016