Saat ini perangkat persinyalan masih proses perbaikan dampak dari kebakaran
Jakarta (ANTARA News) - Perjalanan kereta rel listrik (KRL) lintas Bekasi pada Kamis terganggu akibat kabel persinyalan terbakar dan tawuran warga.

"Kabel persinyalan terbakar akibat oknum warga yang membakar sampah di bawah flyover (jembatan layang) Kranji dan mengenai jaringan kabel persinyalan," kata Kepala Humas KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) Eva Chairunnisa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada pukul 06.17 WIB di KM 22+9 antara Stasiun Cakung-Stasiun Bekasi.

Sehingga, lanjut dia, untuk sementara waktu sistem persinyalan mengalami gangguan dan perjalanan dari Cakung-Bekasi atau sebaliknya sempat tidak dapat dilalui.

"Kami memohon maaf atas adanya gangguan operasional," katanya.

Selanjutnya, Eva menuturkan, sekitar pukul 06.35 WIB antara Stasiun Buaran dan Stasiun Klender terjadi tawuran antarwarga yang menyebabkan perjalanan kereta terganggu.

"Akibat peristiwa ini, perjalanan KRL dari Bekasi sempat beroperasi sampai Stasiun Cakung," katanya.

Dia menambahkan warga juga melakukan pelemparan batu yang mengenai KA 1313 saat akan memasuki Stasiun Klender Baru.

"Satu kaca pintu pecah dan tidak ada korban dalam kejadian ini, dampak pelemparan tersebut KRL tidak dapat dioperasikan lantaran harus masuk dipo untuk perbaikan dan membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk memperbaikinya," katanya.

Eva mengatakan saat ini dua jalur lintas Bekasi-Jakarta Kota dan sebaliknya telah dapat dilalui namun masih terdapat antrean KRL yang akan menyebabkan waktu tempuh lebih panjang karena beberapa jalur sempat tidak dapat dilalui KRL akibat tawuran.

PT KCJ mengimbau penumpang lintas Bekasi yang tergesa-gesa menuju tempat tujuan agar menggunakan moda transportasi lain dan dapat melakukan pengembalian tiket pada loket yang tersedia apabila telah melakukan transaksi.

Sementara pengguna jasa yang akan tetap menggunakan jasa KRL juga diimbau agar tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan dengan tidak memaksakan diri untuk naik apabila kereta telah penuh dan menunggu perjalanan KRL selanjutnya.

"Kami mengecam keras aksi tawuran yang berdampak fatal dan mengakibatkan terganggunya perjalanan kereta api, serta meminta pihak berwajib agar segera menangkap oknum warga yang melakukan pembakaran tersebut," katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016