Misalnya orang yang ikut NKRI itu kafir dan darahnya halal. Mereka membuat pemahaman agama ini menjadi sempit."
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Zaki Mubarok menuturkan radikalisme biasanya menyusup ke kalangan remaja yang basis agamanya lemah.

Para propagandis Islam radikal ini memilah dan memilih ayat Alquran dan hadist yang dianggap sesuai dengan kebutuhan propaganda mereka.

"Kelompok ini dengan kemampuannya itu mempengaruhi anak muda masuk ke sana," kata Zaki di Jakarta, Kamis.

Tak jarang pemahaman radikal ini kemudian memudahkan penganutnya untuk membunuh orang-orang yang berada di luar paham mereka.

"Misalnya orang yang ikut NKRI itu kafir dan darahnya halal. Mereka membuat pemahaman agama ini menjadi sempit," ucap dia.

Dirinya menyarankan perlu dalil yang berimbang untuk merangkul kembali kelompok ini ke pangkuan Islam yang rahmatan lil alamin.

"Perlu pemahaman yang integral, holistik, dan komprehensif," kata dia.

Selain bahaya Islam radikal yang menghantui langkah umat Islam Indonesia, Zaki menuturkan ada pula Islam Liberal yang tak kalah mengkhawatirkan.

Menurut Zaki, jika Islam radikal memandang Islam dengan cara pandang yang sempit, maka Islam liberal memandang Islam dengan sudut pandang yang terlampau luas sehingga melahirkan pemahaman yang kadang terlalu bebas.

"Ini juga sama. Perlu disikapi secara berimbang. Pada saat kelompok literal radikal tadi masuk, kasih hadis liberal. Kemudian kalau sebaliknya, sampaikan hadist literal," kata dia.

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016