...mari bersama-sama agar laut yang luas ini bisa kita manfaatkan untuk menghasilkan garam yang banyak
Kupang (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meninjau PT Garam (Persero) dan Garam Rakyat di Desa Bipolo, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur yang jarak tempuhnya 40 kilometer dari Kota Kupang.

"Saya senang karena proses penggarapannya ada kerja sama yang baik antara PT Garam dengan masyarakat sehingga operasinya berjalan dengan baik," katanya saat meninjau lokasi yang luasnya mencapai 400 hektare tersebut di Desa Bipolo, Kabupaten Kupang, Minggu.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Susi juga menyempatkan diri untuk berdialog dengan para petani garam di Desa Bipolo.

Dalam dialog tersebut, Susi mengharapkan pengoperasian garam di Desa Bipolo tersebut nantinya bisa menjadi batu loncatan agar bisa memenuhi swasembada garam, baik di NTT maupun Indonesia secara keseluruhan.

"Masa negara kita dengan lautnya yang luas, kita masih saja impor garam dari luar negeri. Oleh karena itu, mari bersama-sama agar laut yang luas ini bisa kita manfaatkan untuk menghasilkan garam yang banyak," tambahnya.

Ia juga meminta kepada pihak PT Garam untuk tidak menebang pohon bakau yang ditanam di pesisir pantai saat pembukaan lahan baru untuk proses pembuatan garam.

"Saya harap baik masyarakat maupun PT. Garam jangan sampai menyentuh pohon bakau. Yang berani menyentuh dan menebangnya akan berhadapan dengan saya," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Garam (Persero) Ahmad Budiono mengatakan lahan garam yang disediakan oleh Pemkab Kupang seluas 400 hektare.

Namun untuk membuktikan kepada Pemda Kupang, PT Garam baru menggarap tiga lahan tambak garam dan menjanjikan pada Agustus nanti tiga lahan tambak garam tersebut sudah diisi dengan garam.

"Insya-Allah, pada Oktober tahun ini sudah bisa dipanen. Dan diperkirakan bisa mencapai 36 ribu ton," ujarnya.

Untuk sementara, PT. Garam belum bisa mengimpor ke luar negeri, karena pihaknya masih fokus untuk industri dalam negeri. 

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016