Garut (ANTARA News) - Ketua MPR Zulkifli Hasan menemui ratusan petani tomat dan cabai di Desa Sirnajaya, Garut, untuk berdialog dan mendengarkan curahan hari mereka.

"Harga cabe di kami per kilo hanya 6.000, pak. Rendah sekali dan tidak untung sama sekali malah lebih sering rugi. Padahal di pasar tinggi mencapai 20.000," kata salah seorang petani bernama Asep, Minggu.

Asep juga menerangkan bahwa kesenjangan harga ini karena ketergantungan petani yang tinggi terhadap tengkulak.

Menurutnya, petani pun kesulitan mendapatkan subsidi dan bantuan modal dari pemerintah.

Petani lainnya bernama Entis juga mengeluhkan tomat yang hanya dihargai Rp 2.000 sedangkan di pasaran bisa mencapai Rp 15.000. Akibatnya, banyak tomat busuk dan tidak terjual.

Zulkifli Hasan mengaku kaget dengan keluhan para petani karena menurutnya, tingginya harga di konsumen seharusnya menguntungkan petani.

Menurut Ketua MPR, pemerintah harus memotong rantai kesenjangan harga di pasar dan petani. Harus ada tindakan nyata agar petani bisa sejahtera dan harga di konsumen juga sesuai.

Ia juga berharap pemerintah mempermudah skema subsidi dan pembiayaan untuk petani agar tidak lagi tergantung dengan tengkulak.

Para petani juga diimbau membuat kelompok tani yang kuat dan legal.

"Posisi tawar petani akan kuat kalau kompak dan menghadapi masalah bersama sama. Jangan lupa buat dalam bentuk koperasi atau badan hukum agar bisa menyerap subsidi pemerintah," kata Zulkifli.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016