Beirut, Lebanon (ANTARA News) - Sebuah ledakan bom mengguncang bagian barat ibu kota Lebanon pada Minggu (12/6) malam, dengan menteri dalam negeri mengatakan targetnya adalah sebuah bank besar.

Seorang koresponden AFP menyaksikan hampir seluruh kaca di kantor pusat BLOM BANK, salah satu bank terbesar di negara itu, pecah, dengan puing-puing bertebaran di tanah.

Menteri Dalam Negeri Nuhad Mashnuq mengatakan kepada AFP sebuah bom berisi tiga hingga empat kilogram bahan peledak "diletakkan di balik dinding belakang BLOM BANK."

"Jelas bank yang menjadi sasarannya," kata dia.

Mashnuq tidak memberikan rincian lebih lanjut tapi dalam pernyataan kepada stasiun televisi LBCI, dia mengatakan ledakan itu "berbeda" dengan sejumlah ledakan lain yang terjadi di Lebanon dalam beberapa tahun terakhir.

Politikus senior dari Druze, Walid Jumblatt, mengaitkan pengeboman itu dengan keputusan Kongres Amerika Serikat (AS) pada Desember untuk menjatuhkan sanksi kepada sejumlah bank yang berkaitan dengan gerakan Syiah, Hizbullah.

Pada Mei, bank sentral Lebanon menginstruksikan seluruh bank dan lembaga keuangan Lebanon mematuhi hukum AS tersebut.

Blok parlemen Hizbullah memperingatkan pada saat itu bahwa langkah tersebut bisa mendorong Lebanon ke jurang kebangkrutan.

Jumblatt mengatakan kepada koran berbahasa Arab An-Nahar bahwa dia "menyerukan dialog tenang mengenai sanksi-sanksi Amerika...tapi beberapa menolaknya."

Ledakan itu "adalah pukulan yang ditujukan terhadap sektor perekonomian dan perbankan", katanya kepada An-Nahar.

Direktur Jenderal BLOM BANK Saad al-Azhari mengatakan bank tidak menerima ancaman sebelum ledakan pada Minggu.

Seorang pejabat pertahanan sipil mengatakan bahwa satu orang terluka ringan dalam serangan itu.(mr)



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016