Jakarta (ANTARA News) - PP PBSI memanfaatkan "sport science" berupa aplikasi yang dipasang di telepon genggam semua atlet untuk memantau kondisi fisik atlet usai bertanding atau latihan menjelang Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Melalui aplikasi itu, pelatih dapat menyesuaikan intensitas latihan yang sesuai dengan kondisi atlet serta menyiapkan berbagai program pemulihan yang dapat dilakukan atlet, sesuai dengan kondisi mereka masing-masing.

"Kami mau mengangkat kondisi fisik atlet kembali, terutama di bagian pemulihan. Proses pemulihan itu sangat penting, sama pentingnya dengan latihan," ujar Kepala Sub Bidang Fisik PP PBSI Felix Ary Bayu Martha dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Selain ketahanan fisik, ia menilai pemulihan para atlet juga perlu dibenahi jelang keberangkatan pada akhir Juli 2016.

Menurut dia, pemulihan para atlet bakal lebih dimaksimalkan kembali. Di tengah padatnya jadwal pertandingan bulu tangkis, atlet dituntut untuk kembali dalam kondisi prima dalam waktu yang relatif cepat.

Terkadang atlet harus bermain rubber game yang sangat menguras stamina, ucap dia, dan mereka harus kembali prima untuk mengikuti turnamen di hari selanjutnya.

"Dengan aplikasi ini, kondisi atlet akan terlihat dengan jelas, dan kami juga sudah menyediakan program pemulihan yang bisa langsung dilakukan oleh atlet," tutur Felix.

Mengenai aspek ketahanan fisik yang perlu ditingkatkan, ia berpendapat para pemain yang akan bertolak ke Rio akan ditempa dari segi tenaga, kekuatan, kebugaran dan daya tahan.

Sebelum bertanding di Olimpiade Rio, para atlet akan menjalani dua program karantina, yakni pada 10-16 Juli 2016 di Kudus, Jawa Tengah dan mulai 29 Juli 2016 di Sao Paulo, Brazil. Cabang olahraga bulu tangkis akan dipertandingkan pada 11-20 Agustus 2016.

Sebanyak 10 pebulu tangkis berhasil merebut tiket ke pesta olahraga terbesar di dunia tersebut, yakni tunggal putra Tommy Sugiarto, tunggal putri Linda Wenifanetri, ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto. 

Pewarta: Dyah DA
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016