Tito yang dipersepsi reformis dan progresif adalah antitesis dan jalan tengah ..."
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Riset Setara Institute Ismail Hasani mengatakan pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian menjadi calon tunggal Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) kepada DPR bukanlah tanpa risiko.

"Organisasi Polri yang solid berpotensi bergejolak meski tidak akan mengemuka dan mempermalukan Presiden yang memotong sejumlah angkatan dalam regenerasi di tubuh Polri," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Pengajar hukum tata negara Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta itu mengatakan, Tito akan menghadapi tantangan internal yang kuat meskipun semua pihak memahami dia memiliki kecakapan dan kepemimpinan mumpuni.

Oleh karena itu, ia menyarankan, uji kepatutan dan kelayakan yang dilakukan DPR harus betul-betul dijalankan serius untuk menggali dan memetakan potensi risiko yang muncul, termasuk strategi mengatasinya.

"Bukan hanya DPR yang akan menyimak, tapi juga publik sehingga agenda reformasi kepolisian yang menjadi tujuan Presiden bisa dielaborasi dan memperoleh dukungan publik," tuturnya.

Ismail mengatakan, penunjukan Tito sebagai calon tunggal Kapolri bukanlah hadiah bagi Tito, melainkan beban berat yang menuntut kerja keras, soliditas, dan dukungan politik Presiden.

"Tito yang dipersepsi reformis dan progresif adalah antitesis dan jalan tengah dari kepolisian yang konservatif dan tarik menarik kepentingan dalam pencalonan kapolri sebelumnya," katanya menambahkan.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016