Jakarta (ANTARA News) - Bersama pemerintah, perusahaan telekomunikasi lokal, Indosat Ooredo dan XL Axiata, mendorong pengembangan pasar IoT/M2M yang diperkirakan akan mencapai titik perubahan selama beberapa tahun ke depan.

"Pada 2020 diproyeksikan akan ada 50 milyar perangkat yang terhubung. Dengan demikian, Telko tidak lagi menawarkan produk yang legacy, tapi juga solusi salah satunya adalah konektivitas selular internet yang disiapkan," kata Hendra Sumiarsa, Head of Machine-to-Machine Indosat Ooredoo di Jakarta, Kamis.

Dalam membangun konektivitas, Hendra mengatakan salah satu tantangannya adalah cakupan (coverage) mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan. Sementara itu, menurut dia, sektor yang sangat membutuhkan koneksi adalah enterprise dan pemerintahan.

Lebih lanjut, dengan tingkat penetrasi mobile sebesar 120 persen di Indonesia, Indosat Ooredoo meyakini bahwa penyedia layanan komunikasi (CSPs/ communication service providers) merupakan mitra yang terpercaya dalam membantu adopsi IoT.

Tidak hanya konektivitas, sebagai penyedia layanan, Indosat Ooredoo ingin berkontribusi dalam infrastruktur, layanan cloud, analitil data hingga solusi dan layanan IoT end-to-end yang mempromosikan lingkungan sederhana dan terbuka bagi para developer lokal untuk membangun layanan IoT yang inovatif.

"Society juga harus ikut mengembangkan ekosistem IoT. Dengan anak muda kreatif, misalnya, banyak aplikasi yang lahir di negara kita. Harapannya ke depan banyak anak muda Indonesia yang menghasilkan aplikasi," ujar Hendra.

Hal senada juga disampaikan Head of Internet of Things XL Axiata, Arifa Febriyanti, yang menegaskan bahwa solusi-solusi Telko memainkan peran penting dalam dunia IoT di mana perusahaan telekomunikasi dapat menjadi solusi end-to-end untuk layanan IoT.

"IoT sebagai kendaraan ke arah digital ekonomi, kami tentu ingin ikut bermain dalam tren yang sedang berjalan, tidak cukup sebagai penyedia konektivitas, kami juga menghadirkan portofolio dan layanan ke arah IoT di mana sebagai pemain IT kami membutuhkan aplikasi," kata Arifa.

"Untuk itu perlu ekosistem, sehingga kami perusahaan telekomunikasi dapat menyediakan segalanya, mulai dari konektivitas, aplikasi, hingga perangkat dan semua sensornya, yang kesemuanya menyediakan layanan end-to-end menyeluruh," tambah dia.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016