Tujuan kami adalah untuk mengumpulkan banyak data dari banyak sumber untuk menetapkan bersama-sama area mana yang harus direstorasi dan restorasi yang dilakukan dalam bentuk apa."
Jakarta (ANTARA News) - Asia Pulp and Paper (APP) menyerahkan data terkait kedalaman gambut dan kebijakan konservasi hutan di wilayah konsesi mereka ke Badan Restorasi Gambut (BRG).

"Senin lalu kami sudah sampaikan data ke BRG. Hari ini kami melengkapi data yang diminta yaitu data kedalaman gambut dan kebijakan konservasi hutan," kata Direktur APP Suhendra Wiriadinata di Jakarta, Jumat.

Suhendra mengatakan, hal itu menandakan bahwa perusahaannya memiliki kebijakan konservasi dan berkomitmen penuh pada upaya pemerintah dalam melakukan restorasi lahan gambut.

"Kami mendukung penuh program pemerintah melalui BRG dalam kegiatan restorasi gambut dan kami siap berdiskusi dan memberikan data lain apabila dibutuhkan," tambah dia.

Data yang diserahkan dari 26 konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) APP Grup dan mitra pemasoknya di Sumatera Selatan, Jambi. Riau dan Kalimantan Barat.

Deputi Bidang Perencanaan dan Kerja sama BRG, Budi Wardhana mengatakan setelah data diterima dari perusahaan maka akan dilakukan verifikasi lebih lanjut.

"Tujuan kami adalah untuk mengumpulkan banyak data dari banyak sumber untuk menetapkan bersama-sama area mana yang harus direstorasi dan restorasi yang dilakukan dalam bentuk apa," ujar Budi.

Dia menjelaskan, yang pertama dilakukan adalah verifikasi data lalu ada kesepakatan mengenai restorasi lalu bentuk restorasinya seperti apa dan ada kesepakatan untuk penjadwalan kapan akan mulai restorasi.

"Sebisa mungkin dilakukan sesuai dengan peta indikatif yang sudah kita terbitkan," tambah Budi.

Terutama di area-area prioritas, apabila bertambal dengan peta atau daerah-daerah konsesi perusahaan itu berada, maka itu yang didahulukan.

Prioritas lainnya adalah apabila wilayah tersebut dalam sejarahnya sudah berulang kali mengalami kebakaran.

Sebelumnya BRG sudah menerbitkan peta indikatif restorasi gambut sebagai peta dengan data sekunder yang berbasis spot satelit pada citra beresolusi tinggi.

Sementara terkait gambut, acuan yang digunakan adalah peta dari Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat dan peta dari Wetland Internasional juga peta hidrologis dari PU.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016