Saya pribadi, saya merasa jauh dari optimal. Sebetulnya bisa ada perencanaan yang lebih baik, persiapan yang jauh-jauh hari. Jadi, saya pribadi harus mengakui, dalam hal ini kinerja kami masih jauh dari optimal."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengakui bahwa perencanaan pemerintah dalam menghadapi bulan Ramadhan dan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1437 masih belum optimal, khususnya untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok bagi masyarakat.

"Saya pribadi, saya merasa jauh dari optimal. Sebetulnya bisa ada perencanaan yang lebih baik, persiapan yang jauh-jauh hari. Jadi, saya pribadi harus mengakui, dalam hal ini kinerja kami masih jauh dari optimal," kata Thomas, saat ditemui di Jakarta, Jumat.

Thomas mengatakan, persiapan yang dilakukan oleh pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya untuk komoditas daging sapi, bawang merah dan gula masih belum optimal. Namun, khususnya untuk gula masih bisa sedikit dimaklumi karena ada kenaikan harga di seluruh dunia.

"Terus terang kejutan buat seluruh dunia bahwa tahun ini tiba-tiba harga gula global melonjak 26 persen. Sangat terbatas apa yang bisa kami lakukan untuk menanggulangi perkembangan global seperti itu, kecuali jika ada keputusan strategis oleh pemerintah, untuk pegang stok yang lebih besar," kata Thomas.

Namun, apabila pemerintah memutuskan untuk melakukan penambahan stok gula di tengah naiknya harga gula dunia, maka harus siap menghadapi risiko apabila ada kondisi dimana harga komoditas tersebut tiba-tiba anjlok. Dengan demikian, diperlukan kebijakan yang cukup mendetail terkait hal itu.

"Jadi memang perlu kebijakan jika pemerintah menilai untuk mengadakan stok besar-besaran, dan harus ada keberanian menanggung kerugian jika harga gula tiba-tiba anjlok," kata Thomas.

Thomas menjelaskan, namun, perencanaan yang cukup baik sudah dilakukan untuk komoditas beras. Pemerintah menyiapkan perhitungan yang sangat komprehensif sejak jauh-jauh hari, sehingga pada saat memasuki Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1437 Hijriyah pemerintah sudah sangat siap.

Namun terkait dengan harga daging sapi yang masih cukup tinggi dari target pemerintah yang sebesar Rp80.000 per kilogram saat ini, Thomas mengatakan, pemerintah harus melihat permasalahan tersebut secara menyeluruh dan dalam konteks yang lengkap dari hulu hingga hilir.

"Tapi memang yang seharusnya tidak terjadi adalah kondisi daging sapi yang demikian berantakan," kata Thomas.

Terkait dengan pengawasan, Thomas menambahkan bahwa para pelaku usaha hanya diberikan waktu tidak lebih dari enam minggu untuk melakukan penyimpanan bahan pokok strategis. Setelah itu, pelaku usaha wajib mendistribusikan bahan pokok strategis tersebut.

Berdasarkan data dari Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, untuk harga rata-rata tingkat nasional untuk daging sapi, berada dalam kisaran Rp114.631,91 per kilogram yang mengalami sedikit penurunan jika dibanding minggu sebelumnya yang sebesar Rp115.088,24 per kilogram.

Sementara untuk gula pasir masih terus mengalami kenaikan jika dibanding dengan bulan lalu yakni sebesar Rp15.848,82 per kilogram dari sebelumnya Rp15.647,06 per kilogram. Harga bawang merah tercatat mengalami penurunan menjadi Rp37.110,96 per kilogram, dari sebelumnya sebesar Rp38.386,27 per kilogram.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016