Kairo (ANTARA News) - Kotak hitam kedua berisi perekam penerbangan EgyptAir MS804 yang jatuh telah ditemukan, kata para penyelidik, Jumat.

Perekam itu berisi data sistem pesawat, yang bisa membuka tabir tentang apa yang membuat pesawat itu jatuh bulan lalu di Laut Mediterania bagian timur, lapor Reuters.

Sebuah komite Mesir yang menyelidiki jatuhnya pesawat mengumumkan penemuan itu satu hari setelah tim-tim pencari menemukan perekam suara kokpit pesawat. Penemuan tersebut merupakan terobosan bagi para penyelidik, yang berupaya menemukan jawaban soal penyebab pesawat jatuh hingga menewaskan 66 orang di dalamnya.

Pesawat jenis Airbus A320 itu jatuh pada 19 Mei dini hari ketika sedang terbang dari Paris menuju Kairo. Penemuan kedua kotak hitam itu sangat penting untuk mengungkapkan masalah apa yang muncul hingga pesawat jatuh.

Komite penyelidik Mesir mengatakan persiapan sedang dilakukan untuk membawa kedua perekam penerbangan tersebut ke Alexandria. Di kota itu, kedua kotak hitam akan diterima oleh seorang pejabat dari kantor kejaksaan umum dan para penyelidik.

Tidak ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab menjatuhkan pesawat, namun sumber-sumber di kalangan penyelidik telah mengatakan bahwa terlalu dini untuk menepis kemungkinan apa pun, termasuk terorisme.

Jika utuh, perekam kokpit seharusnya bisa mengungkapkan pembicaraan pilot dan tanda bahaya di kokpit serta petunjuk-petunjuk lain seperti mesin yang gaduh.

Namun, para pakar mengatakan perekam itu kemungkinan hanya bisa memberikan petunjuk terbatas soal penyebab pesawat jatuh, terutama jika para awak kapal merasa bingung atau tidak dapat menemukan ketidakwajaran.

Karena itu, kotak hitam kedua sangat diperlukan karena berisi data sistem pesawat.

Peristiwa jatuhnya pesawat EgyptAir MS804 itu merupakan pukulan ketiga bagi industri penerbangan Mesir sejak Oktober tahun lalu.

Sebuah pesawat Rusia jatuh di Semenanjung Sinai pada Oktober 2015 hingga menewaskan seluruh 224 orang yang berada di dalamnya. Insiden itu merupakan hasil serangan yang dinyatakan ISIS dilakukan oleh pihaknya.

Pada Maret, sebuah pesawat Egyptair dibajak oleh seorang pria yang menggunakan sabuk bunuh diri palsu. Tidak ada korban dalam kejadian itu.

Mesir sendiri sedang menanggung dampak pemberontakan 2011, yang mengakhiri kepemimpinan 30 tahun Hosni Mubarak.
(Uu.T008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016