Jakarta (ANTARA News) - Mensos Khofifah Indar Parawansa mengimbau agar bantuan Program keluarga Harapan (PKH) benar-benar dimanfaatkan untuk pendidikan dan gizi anak agar anak sehat.

Imbauan tersebut disampaikan saat memantau langsung pencairan dana program keluarga harapan (PKH) tahap dua di Kantor Pos Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Jumat.

''Jangan disalahgunakan ya ibu-ibu. Utamakan untuk kebutuhan anak-anak sekolah,'' kata Mensos di Kantor Pos, Kota Bengkulu dalam siaran persnya yang diterima Jumat.

Menurut Khofifah, PKH ialah program nasional untuk keluarga sangat miskin. Untuk mendapatkan PKH, ditetapkan syarat kondisional penerima dan diberikan untuk ibu yang memiliki bayi, balita, atau anak usia sekolah. Peserta PKH yang memiliki anak usia SD mendapat Rp450 ribu, SMP Rp750 ribu dan SMA Rp1 juta yang dicairkan empat kali setahun.

Di Bengkulu, ada penambahan penerima PKH yakni dari 29.208 keluarga pada 2015 (dengan anggaran Rp61,2 miliar) bertambah 16.057 keluarga menjadi 45.265 keluarga pada 2016 dengan anggaran Rp68 miliar.

Mensos menyampaikan bantuan tersebut harus benar-benar dimanfaatkan untuk keperluan anak sekolah, atau bagi ibu hamil untuk menambah asupan gizi selama kehamilan begitu juga untuk bayi dan balita sehingga generasi ke depan menjadi generasi yang sehat.

''Jangan meninggalkan generasi yang lemah, karena itu kita harus manfaatkan dana PKH untuk mencerdaskan dan menyehatkan anak," ucapnya.

Deni Itikasari salah seorang penerima manfaat PKH mengatakan bantuan tersebut sangat menolong keluarganya, terutama untuk membiayai pendidikan empat orang anaknya. "Setiap pencairan saya dapat Rp500 ribu lebih dan sekrang masuk tahap dua pencairan," ucapnya.

Dana tersebut kata Deni akan digunakan untuk membiayai anak bungsunya yang akan masuk ke tingkat SD dan membeli perlengkapan sekolah memasuki tahun ajaran baru.

Pewarta: -
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016