"Meningkatnya permintaan ketimun suri itu karena tibanya bulan suci Ramadhan," kata Kanil (55), seorang petani warga Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak, Jumat.
Diperkirakan panen ketimun suri seluas 1,5 hektar bisa memenuhi permintaan pasar Jakarta.
Saat ini, dirinya mulai memanen ketimun suri dari hasil tanam Mei 2016 karena dipastikan Juni memasuki Ramadhan.
Produksi ketimun suri tersebut dipasok ke Jakarta antara empat sampai enam ton per hari melalui pengumpul yang membeli langsung di lahan pertanian.
Mereka para penampung ketimun suri itu membeli ke petani sekitar Rp4.000-Rp5.000/buah.
"Petani beruntung jika panen ketimun suri bulan suci Ramadhan sebab permintaan pasar cenderung meningkat," katanya.
Selama ini, katanya, pengembangan budidaya tanaman timun suri relatif membantu pendapatan ekonomi keluarga.
Keuntungan pengembangan tanaman buah khas bulan Ramadhan itu mencapai Rp25 juta/hektare.
Apalagi, saat ini harga ketimun suri relatif baik dibandingkan tahun lalu.
"Kami berharap hasil pengembangan tanaman ketimun suri dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga," katanya.
Menurut dia, petani di sini sudah terbiasa jika menjelang Ramadhan menanam ketimun suri.
Sebab, kata dia, permintaan poduksi timun suri dari daerahnya itu cukup tinggi karena buahnya memiliki keunggulan, selain rasanya pulen dan beraroma, daging buahnya tebal.
"Kami terpaksa memanen bulan Ramadhan karena harga di pasaran cukup tinggi," katanya.
Begitu pula, Soleh, seorang petani warga Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak yang mengaku memanen timun suri untuk dipasok ke Serang dan Tangerang.
Musim panen tahun ini, kata dia, relatif bagus karena didukung curah hujan hingga Juni masih berlangsung.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengimbau petani agar menanam timun suri karena bisa meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.
"Kami mendorong petani Lebak dapat mengembangkan budidaya timun suri guna meningkatkan pendapatan ekonomi pada bulan Ramadhan," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
