Jakarta (ANTARA News) - Seniman terkenal asal Bulgaria Christo Vladimirov Javacheff berjalan di atas air pada instalasi monumental "The Floating Piers" karyanya di Danau Iseo, Italia utara.

Memakai sepatu gelap, mantel berwarna merah dan hitam, celana jeans dan kemeja bergaris, Christo menyilangkan tangan sambil berdiri di tengah-tengah Danau Iseo.

Semua yang memisahkan dia dan tubuh besar itu dengan air adalah sebuah kain oranye yang mengambang sepanjang tiga kilometer, memanjang seperti landasan yang menghubungkan desa Sulzano dan pulau kecil Monte Isola.

"Ini adalah proyek yang sangat fisik, anda perlu pergi ke sana (untuk memahaminya)," katanya, di mana proyek yang disebutnya "The Floating Piers" tersebut akan dibuka untuk umum dari 18 Juni 3 Juli 2016.

"Ini bukan sebuah lukisan , bukan patung. Anda harus berjalan di atasnya, merasakannya bersama matahari, hujan, angin. Ini harus dirasakan secara fisik, bukan virtual," ungkapnya dilansir AFP.

Pertama kali dibuat pada 1970 di River Plate, Argentina, proyek seperti yang dirancang Christo (81) bersama mendiang istrinya Jeanne Claude ini akhirnya diwujudkan di Italia.

Meskipun mengalami penundaan panjang dalam mewujudkan visinya, Christo mengatakan proyek yang direncakan sejak Tahun 2005 tersebut "menetap di hatinya".

Dipaksa untuk meninggalkan jalan air setapak di Argentina, kemudian ditolak kembali di Jepang karena masalah perizinan, pameran dermaga tersebut akhirnya mendapat lampu hijau hanya dalam waktu dua tahun di Italia, berkat antusiasme masyarakat lokal.

Direktur proyek Germano Celant menggambarkan kecepatan penyelesaian proyek tersebut bagaikan sebuah "keajaiban".

Terbuat dari 200.000 batu polietilen yang didaur ulang, dihubungkan oleh 200.000 sekrup raksasa, dermaga ditutupi dengan kain dahlia terbuat dari nilon anyaman erat dirancang untuk menyesuaikan kondisi, berwarna kuning saat matahari terbenam dan merah saat basah.

Proyek yang menghabiskan 15 juta Euro atau sekitar 16,7 juta dollar AS tersebut diciptakan untuk dinikmati secara gratis oleh masyarakat umum yang diharapkan menarik 500 ribu pengunjung hingga penutupan.

Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016