Setiap perusahaan, ada tiga direktur eselon II yang ikut (mengawasi),"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan pihaknya menjamin masuknya daging impor secara besar-besaran masih terkontrol sehingga tidak benar jika kebijakan memasukkan komoditas ternak tersebut mengakibatkan peternak lokal tertekan.

Di sela-sela buka bersama dengan anak yatim di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin, menteri menyatakan, pihaknya telah menugaskan pejabat eselon II atau setara direktur di kementeriannya, untuk mengawasi satu perusahaan importir sapi.

"Setiap perusahaan, ada tiga direktur eselon II yang ikut (mengawasi)," ujar Amran.

Saat ini sebanyak 8.110 ton daging sapi impor untuk industri dijual dalam operasi pasar dengan harga Rp 70.000-Rp80.000/kg, guna menurunkan harga daging di pasaran yang mencapai Rp120.000/kg.

Namun sejumlah pihak mengkhawatir masuknya daging beku ke pasar dalam negerri tersebut tak terkendali sehingga akibatnya justru menekan peternak lokal.

Mentan menyatakan, kebijakan pengawasan ketat pada komoditas pangan impor yang masuk berhasil diterapkan pada jagung.

Kementan meminta importir menggelontorkan 8.110 ton daging yang dimilikinya, atau setara 47.000 sapi hidup untuk operasi pasar guna menekan harga daging sapi hingga di bawah Rp 80.000/kg saat Ramadhan dan Lebaran.

Daging impor beku untuk industri yang selama ini dilarang dijual ke pasaran, saat ini diperbolehkan untuk dijual langsung, baik lewat pedagang maupun penjualan langsung dengan operasi pasar dengan harga kisaran Rp70.000-Rp80.000/kg.

Sementara itu terkait keluhan warga yang mengkonsumsi daging operasi pasar tersebut memiliki kandungan lemak lebih tinggi dibandingkan daging segar yang dijual pedagang di pasar, Amran mengakui hal itu, namun hal tersebut sudah sesuai dengan harganya yang memang diperuntukkan rakyat kecil.

"Daging beku banyak lemak yah tidak semuanya, ada yang 5 persen (kadar lemaknya) benar. Daging beku di bawah Rp70.000 kan harganya? Ya sudah dinikmati dulu Rp70.000," katanya.

Menurut dia, kebijakan menggelontorkan daging sapi beku murah ditujukan agar masyarakat bisa menikmati daging sapi yang selama ini harganya selalu beradar di atas Rp100.000/kg, sehingga diharapkan kebutuhan protein pun tercukupi.

"Kita butuh protein bukan butuh dagingnya, butuh proteinnya. Coba bawa dagingnya, yang saya tahu proteinnya 22 persen," ujarnya.

Menyinggung penilaian masyarakat bahwa daging segar lebih berkualitas daripada daging beku impor, Amran menjelaskan, hampir semua daging yang disajikan hotel dan restoran pun berasal dari daging beku.

Pewarta: Subagyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016