Jakarta (ANTARA News) - Pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Iswandi Syahputra menyarankan kalangan agamawan beradaptasi dengan teknologi untuk mengimbangi ajaran-ajaran radikal yang membanjiri dunia maya.

"Mereka harus punya situs website, twitter, dan facebook sehingga umat termasuk anak muda dapat dengan gampang menemukan ajaran-ajaran yang benar," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini umat, terutama anak muda, banyak mempelajari agama dari internet, padahal di dunia maya banyak terdapat situs-situs yang dikelola oleh kelompok radikal.

Terkait itu pula, kata Iswandi, agamawan dalam hal ini ustad dan dai dituntut memahami persoalan lebih dalam sehingga dapat memberikan jawaban yang tepat ketika umat termasuk kaum muda bertanya dengan asumsi mereka sudah tahu via internet dan hanya membutuhkan konfirmasi atau pendalaman.

"Jika agamawan tidak menguasai masalah dengan baik maka umat akan lari ke internet dan mereka akan mendapatkan pengajaran yang mungkin saja radikal dan keliru," katanya.

Menurut dia, fenomena seperti inilah yang terjadi untuk kasus Omar Matten, pelaku penembakan massal yang menewaskan sekitar 50 orang di Orlando, Amerika Serikat sekitar dua pekan lalu.

Omar adalah orang yang haus pada ilmu agama, tetapi tidak mendapat pendalaman dari para agamawan di sekitarnya, kemudian sampailah dia pada situs-situs yang memicu radikalisme.

"Dia masuk, larut, dan membuat dia ingin membunuh orang yang menurutnya tidak sesuai ajaran agama yang dia temukan di internet," kata Iswandi.

Pegiat dunia maya Panji Pragiwaksono mengatakan anak muda harus memiliki bekal dan tameng dalam menjelajahi dunia maya karena tanpa itu mereka bisa terkontaminasi menjadi radikal. 

Menurut dia, anak muda yang teradikalisasi melalui dunia maya biasanya yang masih labil dan pengangguran. Karena itu, mereka harus dibekali hal-hal positif, yaitu berkarya di bidang apa saja, terutama yang sesuai minat dan bakatnya.

"Kalau anak muda tahu apa yang dilakukan dalam hidupnya, kecil kemungkinan dia akan ketarik ke kanan ke kiri, terutama pengaruh paham radikalisme dan terorisme," kata Panji yang juga dikenal sebagai aktor, penyanyi rap, pelawak tunggal, dan penyiar itu.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016