Manado (ANTARA News) - Sebanyak empat orang meninggal dan satu hilang diterjang banjir dan tanah longsor akibat hujan lebat yang mengguyur sejumlah wilayah di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, data sementara yang dihimpun Pusdalops BPBD Sulawesi Utara, bencana banjir dan longsor terjadi di Kota Manado, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten dan Kepulauan Sangihe.

Hingga saat ini, kata dia, gelombang tinggi dan cuaca ekstrem menyebabkan akses laut menuju Kabupaten Kepulauan Sangihe belum dapat dilakukan dengan kapal laut, begitupun komunikasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat juga terkendala sehingga data masih terbatas.

Dia juga menyebutkan, Kota Manado diterjang banjir, longsor, abrasi dan angin kencang, banyak pohon tumbang di jalan dan satu orang meninggal saat kendaraannya tertimpa tiang listrik.

Di Kota Tomohon terjadi bencana longsoran di Kelurahan Tinoor, Kecamatan Tomohon utara dan beberapa titik di Kota Tomohon.

Sedangkan di Kabupaten Minahasa Selatan terjadi bencana gelombang pasang yang mengakibatkan hancur dan hanyutnya perahu motor di Amurang Timur serta tanah longsor di beberapa kecamatan.

Sementara itu di Kabupaten Kepulauan Sitaro terjadi bencana banjir dan tanah longsor di Kecamatan Siau Barat Utara, Desa Kinali Kecamatan Siau Timur Selatan, Kecamatan Siau Timur, dan Kecamatan Siau Barat.

Sebanyak 23 orang mengungsi ke Gereja di Desa Mini, jembatan Batuawang di Kecamatan Siau Timur tertimbun material lahar dingin erupsi Gunung Karangetang sehingga akses ibukota kabupaten ke pelabuhan Ulu terputus.

Banjir dan longsor juga menyebabkan jembatan Kiawang putus sehingga akses menuju lima kampung di Kecamatan Siau Barat Utara ke pusat kota kabupaten dan pelabuhan terputus, belum ada laporan korban jiwa.

Banjir, longsor, gelombang tinggi dan cuaca ekstrem juga menerjang Kabupaten Kepulauan Sangihe, menyebabkan 3 orang meninggal dan 1 orang hilang, ratusan rumah rusak, komunikasi sulit dilakukan karena listrik mati.

Saat ini, kata dia, upaya penanganan darurat terus dilakukan, BPBD dibantu TNI, POLRI, SAR, dan masyarakat setempat telah melakukan evakuasi, pendataan dan mendistribusikan logistik berupa makanan siap saji serta peralatan tidur.

"Pendataan masih dilakukan. Posko BNPB terus memantau perkembangan dan berkoordinasi dengan BPBD provinsi dan BPBD kabupaten/kota. Logistik dan peralatan bantuan BNPB di gudang BPBD dikerahkan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak," katanya.

Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016