Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Asmawi Syam, mengatakan pihaknya akan melihat terlebih dahulu dampak dari penurunan suku bunga acuan BI Rate sebelum melakukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) pada tahun 2016.

"Dalam RBB, kami akan lakukan revisi tetapi kami akan melihat dampak dari penurunan suku bunga yang sekarang dan juga dari pengusaha, terutama di Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)," kata Asmawi di sela-sela acara Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) buka bersama 3.500 anak yatim piatu di Jakarta, Kamis.

Ia juga menyatakan saat ini demand terhadap produk "consumer good" sangat tinggi saat bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran sehingga perminataan meningkat.

"Kami harap banyak hal yang bisa kami lakukan terkait dengan "consumer good" tadi, begitu juga pada perumahan yang ada "Loan to Value" (LTV)-nya. Jadi, begitu banyak relaksasi oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan yang dampaknya positif ke perbankan," tuturnya.

Asmawi menyatakan bahwa sebenarnya kalau dibandingkan secara "year on year" (yoy), pertumbuhan kredit BRI meningkat dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

"Misalnya, kredit di perbankan UMKM di BRI itu bisa tumbuh 28 persen dibandingkan tahun lalu. Hanya mungkin, dibandingkan dengan rencana kerja kami tahun ini, mungkin masih flat," ujarnya.

Pihaknya juga berharap penurunan tingkat suku bunga dapat mendorong animo masyarakat untuk melakukan pinjaman melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Apalagi dengan penurunan bunga KUR, kami harapkan geliat ekonomi di daerah akan cukup besar," ujarnya.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 bps dari sebelumnya 6,75 persen menjadi 6,5 persen guna mendorong pertumbuhan kredit hingga akhir tahun.

"Bank Indonesia memandang pelonggaran kebijakan diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan kredit, baik dari sisi penawaran maupun permintaan, guna mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara.

Dalam kesempatan tersebut, BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps dari sebelumnya 4,75 persen menjadi 4,5 persen dan lending facility sebesar 25 bps dari sebelumnya 7,25 persen menjadi 7,0 persen yang berlaku efektif sejak 17 Juni 2016.

Selain itu, BI memutuskan BI 7-day (reverse) Repo Rate turun 25 bps dari 5,5 persen menjadi sebesar 5,25 persen, sejalan dengan reformulasi suku bunga kebijakan yang telah diumumkan pada 15 April 2016.

Dengan demikian, struktur suku bunga operasi moneter BI untuk 7 hari sebesar 5,25 persen, untuk dua minggu 5,45 persen, untuk satu bulan 5,7 persen, untuk tiga bulan 6,1 persen, untuk enam bulan 6,3 persen, untuk sembilan bulan 6,4 persen dan untuk 12 bulan 6,5 persen.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016