Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia meminta Pemerintah Filipina memastikan keamanan di wilayah perairan Filipina Selatan agar aksi penyanderaan anak buah kapal (ABK) oleh kelompok bersenjata tidak terus terulang.

"Pemerintah Indonesia meminta kepada Pemerintah Filipina untuk memastikan keamanan di wilayah perairan Filipina Selatan sehingga tidak mengganggu kegiatan ekonomi kawasan sekitar," kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di Jakarta, Jumat.

Menlu RI mengatakan bahwa pada 23 Juli 2016, pihaknya mendapat konfirmasi bahwa telah terjadi penyanderaan terhadap tujuh ABK Indonesia dari Kapal Tugboat Charles 001 dan Kapal Tongkang Robby 152.

Dia menyebutkan bahwa penyanderaan terhadap tujuh ABK Indonesia itu terjadi di Laut Sulu dalam dua tahap, yaitu pada 20 Juni sekitar pukul 11.30 waktu setempat dan sekitar 12.45 waktu setempat oleh dua kelompok bersenjata yang berbeda.

"Pada saat terjadi penyanderaan kapal membawa 13 orang ABK, tujuh ABK disandera dan enam lainnya dibebaskan. Saat ini keenam ABK yang dibebaskan dalam perjalanan membawa kapal Tugboat Charles 001 dan Tongkang Robby 152 ke Samarinda," ungkap dia.

Terkait peristiwa itu, Menlu Retno mengecam aksi penyanderaan ABK asal Indonesia oleh kelompok bersenjata yang kembali terjadi di Filipina Selatan pada 20 Juni 2016.

"Pemerintah Indonesia mengecam keras terulangnya penyanderaan terhap (ABK) WNI oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan. Kejadian yang ketiga kalinya ini sangat tidak dapat ditoleransi," ujar dia.

Menlu Retno juga menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia siap bekerja sama dengan Pemerintah Filipina dalam upaya pembebasan sandera ABK WNI.

Sehubungan dengan upaya patroli bersama di wilayah perairan yang disepakati antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia, sampai saat ini ketiga pihak masih membahas standar operational prosedur (SOP) patroli bersama tersebut.

"Sampai sekarang masih merumuskan SOP, belum selesai pembahasannya. Kita akan dororng agar cepat diselesaikan sehingga langkah-langkah yang disepakati bisa secepatnya dijalankan di perairan tersebut," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir.

Menurut dia, Pemerintah Indonesia terus menjalin komunikasi yang baik dengan Pemerintah Filipina dalam upaya memverifikasi kejadian penyanderaan dan perkembangan situasi di lapangan.

"Komunikasi dengan Filipina sangat bagus. Filipina selalu siap bekerjasama dengan kita dalam upaya membantu membebaskan ABK kita," ujar dia.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016