Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (Britain to Exit/Brexit) sesuai hasil refrendum, tidak akan berdampak secara langsung bagi Indonesia.

"Efeknya bagi kita sebenarnya tidak besar, tapi spirit proteksi itu akan terjadi di banyak negara," kata Wapres di Auditorium Kantor Wapres, Jakarta, Jumat.

Menurut Jusuf Kalla, Indonesia akan tetap menjaga hubungan baik dengan Inggris dan UE tanpa dipengaruhi sentimen kemenangan Brexit.

"Indonesia sama saja sebenarnya, mengekspor ke Inggris dan mengekspor ke Uni Eropa sama saja, efeknya lebih banyak terjadi di internal Uni Eropa," kata dia.

Baca Juga : BEI katakan Brexit tidak berdampak langsung bagi Indonesia

Wapres menambahkan sentimen negatif untuk meningkatkan proteksi juga dapat terjadi antara Inggris dan Amerika Serikat yang selama ini memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan UE.

"Apalagi kondisi ekonomi di Amerika juga sedang bermasalah," kata dia.

Meskipun tidak berdampak besar bagi Indonesia, Wapres mengakui Brexit akan menyebabkan sentimen negatif bagi investor asing yang menanamkan modalnya di Inggris, termasuk investor asal Indonesia.

"Itu (Brexit) bisa juga menyebabkan kebijakan-kebijakan yang sama di banyak negara, buktinya investasi di Inggris dari asing sekarang mulai menurun karena mereka tidak bisa bebas masuk Eropa, jadi terjadilah saham-saham yang jangkauannya luas menjadi negatif," kata dia.

Laporan dari Xin Hua di London, rakyat Inggris yang menginginkan negaranya "Keluar" dari UE pada Jumat pagi waktu setempat memenangi referendum dengan mencatat perolehan 52 persen dari 71 persen suara yang masuk.

Baca Juga : Kebanyakan rakyat Inggris cenderung pilih keluar dari Uni Eropa

Dari total suara yang masuk tersebut, lebih dari 17 juta warga memilih Inggris mencabut keanggotaan, sementara sekitar 16 juta lainnya memilih tetap menjadi bagian dari UE.

Hasil referendum itu akan membuat Inggris menarik diri dari keanggotaan UE setelah bergabung selama 43 tahun.

Inggris menjadi negara pertama yang keluar dalam sejarah 60 tahun keberadaan kelompok Eropa itu.

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016