London (ANTARA News) - "Keep calm" menjadi trending topik di UK agar masyarakat tetap tenang dalam menghadapi hasil referendum yang diadakan Kamis, yang hasilnya di luar dugaan ternyata UK keluar dari Uni Eropa dan poundsterling terjungkal.

Brexit telah memakan korban dengan meninggalnya anggota Parlemen UK Jo Cox dan membuat banyak kegaduhan dan kecemasan di kalangan partai politik dan masyarakat dunia.

Bagi UK kemenangan merupakan "new step" karena sudah lama rasanya UK merasa terbebani, tidak saja dengan banyaknya imigran yang datang ke negeri yang luasnya hanya sebagian kecil dari daratan Eropa tetapi juga ekonomi dan politik.

Bagi sebagian besar masyarakat UK referendum menjadi sejarah dan momentum yang sangat besar tidak saja bagi UK sendiri tetapi juga bagi negara-negara Eropa khususnya Presiden Perancis yang langsung mengelar rapat mendadak. Banyak yang mengira UK akan tetap bergabung dalam Uni Eropa, bahkan keyakinan itu disampaikan Perdana Menteri David Cameron yang menyebutkan Remain in EU merupakan "heart and soul" baginya.

Akhirnya dengan sukacita David Cameron itu pun menyatakan mundur paling lambat Oktober mendatang sebagai perdana menteri UK karena ia yakin UK akan kuat kalau tetap bersama Uni Eropa. "Saya berbuat apapun sebagai kapten untuk membawa kapal ini ketujuan," ujar David Cameron dalam sambutannya di depan Downing Street No 10, London.

Hasil Referendum membuat banyak orang merasa kecewa khususnya masyarakat Inggris yang bekerja di berbagai negara di Eropa dan juga untuk kalangan generasi muda. Seperti yang disampaikan Donald Trump yang tengah berkunjung di Skotlandia menyebutkan bahwa banyak masyarakat dunia yang marah dengan hasil dimana UK akhirnya keluar dari Uni Eropa.

Berbeda dengan Presiden Rusia Putin yang mendukung UK keluar dari Eropa, seperti juga harapan dari sebagian besar generasi tua, sejak lama kami menunggu, ujar seorang nenek yang tinggal di Pasley House Colchester.

Pada tahun 1975 UK bergabung dengan Eropa yang dibentuk Belanda, Belgia, Italia, Jerman, Luksemburg dan Perancis meskipun UK tetap mempertahankan mata uang poundsterling dengan foto Ratu Elizabeth ketimbang harus menukar dengan euro.

Sejak dini hari hasil referendum pun masuk, yang di mulai dari negeri kecil Gibraltar, wilayah di seberang laut Britania yang berada di ujung selatan Semenanjung Iberia di pintu masuk Laut Mediterania, yang ingin tetap bergabung dengan Uni Eropa. Dilanjutkan dengan Newcastle yang nyaris masuk dan Sunderland yang menyatakan ingin keluar dilanjutkan dengan wilayah Essex , Basildon dan lanjut ke seluruh negeri yang berakhir subuh waktu Inggris dimana sebagian masyarakat Muslim menjalani sahur. Hasil referendum berakhir dengan 17,420.742 menyatakan keluar EU dibandingkan 16.141 241 yang ingin tetap bergabung atau 51,9 persen dibandingkan 48,1 persen.

Sementara Skotlandia dan Irlandia Utara kebanyakan mendukung remain ingin tetap bergabung dengan Uni Eropa, namun apa daya masyarakat UK telah menentukan nasib nya sendiri dan keputusan ini harus dihormati berbeda dengan Inggris dan Wales yang ingin keluar dari Uni Eropa hanya London merupakan satu-satunya kota besar yang tetap bergabung. Istilah "move on" untuk UK meskipun nanti tidak lagi bersama Uni Eropa.

Menteri utama Skotlandia, Nicola Sturgeon mengakui meskipun Skotlandia ingin bergabung dengan Uni Eropa namun tetap menghargai keputusan masyarakat UK dan ia juga akan membahas lebih lanjut langkah yang akan dilakukan dengan Mayor of London. "Saya rasa kami ingin tetap bergabung dengan Uni Eropa," ujar Sturgeon yang kemungkinan Skotlandia akan melakukan referendum lagi.

Sementara Parlemen Eropa yang mengelar pertemuan dan dalam konperensi pers menyampaikan penghargaan atas keputusan Inggris. Presiden Parlemen Eropa, Martin Schult mengatakan bahwa ia menghormati keputusan masyarakat Inggris. "Sudah saatnya kami bersikap serius dan bertanggung jawab terhadap masa depan Uni Eropa." Coba lihat apa yang terjadi pada pounsterling dan kami tidak ingin itu terjadi pada euro.

Sementara itu Boris Johnson yang digadang akan mengantikan David Cameron menyampaikan penghargaannya kepada David Cameron atas kerja keras dan usahanya selama ini untuk mempertahankan UK untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa, apa daya sebagian besar masyarakat UK meninggalkan EU. "Saya sedih tapi saya respek dengan David Cameron." UK adalah dinamic country in Eropa. Sekarang Inggris punya "new brand" setelah 41tahun.

Boris Johnson juga menyampaikan penghargaan kepada seluruh masyarakat UK, harusnya tidak perlu dipertanyakan lagi namun pertanyaan ini harus disampaikan untuk mengetahui apa yang ingin dilakukan masyarakat dalam hidup. "Take back control," ujar mantan Mayor of London ini.

Menurut Boris Johnson, anggota Parlemen untuk wilayah Uxbridge dan Ruislip, tidak akan ada perubahan, karena anak-anak generasi mendatang akan tetap mempunyai kehidupan yang indah di Eropa dan melakukan perjalanan di berbagai wilayah Eropa dan lebih memahami lagi budaya dan bahasa membuat UK tetap memiliki kesamaan dengan Uni Eropa. Britain akan tetap menjadi satu kekuatan di Eropa dalam berbagai bidang dan menjadikan UK yang aman. Mungkin Inggris kembali mempunyai paspornya yang berwarna hitam.

Oleh Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016