Ambon (ANTARA News) Ratusan orang calon penumpang kapal KM Pangrango milik PT. Pelni yang tidak dapat berlayar Sabtu hari ini melakukan aksi demo ke Kantor PT Pelni Cabang Ambon minta kebijakan perusahaan tersebut.

Pantauan Antara, Sabtu, aksi demo yang awalnya damai itu berakhir ricuh sehingga sebagian pengunjuk rasa digelandang ke Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease.

Dalam aksinya, para pendemo yang dikoordinir Jefri Keliwawa menuntut agar KM. Pangrango yang berlayar Sabtu ini sudah tiba di pelabuhan terakhir yakni Geser, kembali lagi ke Ambon dan berlayar lagi dengan rute yang sama yakni Ambon-Bula-Geser sehingga mereka yang tidak dapat berangkat hari ini bisa berangkat sekembalinya kapal tersebut.

"Kami paham jadwal kapal Pelni hari ini merupakan yang terakhir berlayar ke arah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) setelah kapal tersebut kembali ke Ambon akan berlayar menuju rute pelayaran yang lain sesuai jadwal yang sudah diatur, namun kami minta ada kebijakan Pelni untuk mempertahankan rute Ambon-Bula-Geser agar kami bisa ikut pulang guna merayakan Lebaran bersama keluarga di kampung halaman," ujarnya.

"Kami juga minta pihak Pelni harus jujur, sebab KM.Pangrango dikhususkan untuk mengangkut penumpang, dengan demikian mengangkut penumpang tambahan ternyata dibatasi Pelni agar bisa mengangkut barang, ini kenyataan yang kami lihat," katanya.

Kepala Operasi PT.Pelni Cabang Ambon Samto yang menerima para aksi demo mengatakan, kapal KM.Pangrango yang berangkat hari ini pukul,12.00 WIT menuju Bula dan Geser di Kabupaten SBT sudah sesuai dengan ketentuan.

"Kapal Pangrango berlayar tadi dari pelabuhan Ambon mengangkut penumpang sebanyak 720 orang melebihi kapasitas. Jadi saya minta perhatian saudara-saudara," katanya.

Ia mengatakan kapasitas angkut kapal itu 500 orang, namun ada kebijakan dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan memberikan kompensasi sebesar 70 persen atau penambahan 220 orang penumpang ditambah dengan ABK.

"Jadi itu sudah ada kompensasi, jadwal atau rute pelayaran kapal tidak bisa diubah, kecuali menunggu sampai dua minggu kemudian baru ada pelayaran ke daerah SBT dengan KM Pangrango," katanya. 

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016