Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Naiknya harga emas ternyata tidak mempengaruhi minat masyarakat Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, membeli perhiasan emas.

"Penjualan justru naik sekitar 20 persen dan terus naik. Yang laku adalah perhiasan seperti kalung, gelang, liontin dan cincin. Makin menjelang hari raya biasanya omzetnya makin naik," kata H Sani, pedagang emas di Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit, Sabtu.

Pantauan di pasar terbesar di Sampit itu, pengunjung toko emas terlihat lebih banyak dari biasanya. Ada yang membeli emas, namun ada pula yang menjual emas. Namun warga yang membeli emas jauh lebih banyak.

Banyaknya warga yang membeli perhiasan emas diperkirakan untuk menyambut hari raya. Hingga kini, perhiasan emas masih menjadi barang mewah yang dinilai dapat menaikkan prestise menunjukkan kelas ekonomi seseorang.

Ada warga yang membeli perhiasan baru, namun ada pula yang menukar perhiasan mereka dengan model baru meski harus membayar selisih harga. Namun beberapa warga ada yang menjual emas dengan alasan sedang membutuhkan uang untuk persiapan lebaran.

"Sudah dua minggu ini harga emas naik antara Rp 5000 hingga Rp 10.000/gram. Kenaikan ini diduga karena isu Inggris mau keluar dari mata uang Euro. Saat ini harga per gram emas 99 atau Amerika Rp 550.000, emas putih Rp 400.000 lebih dan emas 700 atau campur Rp 425.000," kata Sani.

Diana, salah seorang warga mengaku sudah terbiasa membeli emas untuk dipakai sebagai perhiasan. Dia mengaku tidak terlalu khawatir karena membeli emas sama saja berinvestasi.

"Kalau pas perlu uang, kan bisa dijual. Pokoknya tidak ada ruginya membeli emas karena bisa dijadikan investasi," kata Diana.

Pewarta: Norjani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016