Namanya juga `extra flight` ya harus ditempatkan di waktu yang longgar supaya tidak terjadi `delay` jadwal penerbangan pesawat."
Sidoarjo (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan jika "extra flight" atau penambahan jadwal penerbangan harus ditempatkan pada slot penerbangan yang kosong saat pelaksanaan mudik Lebaran 2016 di Bandara Internasional Juanda Surabaya.

"Pelaksanaan extra flight itu harus ditempatkan pada slot penerbangan yang kosong karena kalau ditempatkan pada slot penerbangan yang padat pasti akibatnya akan terjadi delay (penundaan jadwal penerbangan) pesawat," katanya saat melakukan kunjungan ke Bandara Internasional Juanda Sabtu malam.

Oleh karena itu, kata dia, salah satu untuk mengatasi permasalahan "delay" pesawat adalah menempatkan penambahan jadwal penerbangan pesawat di jadwal yang longgar.

"Namanya juga extra flight ya harus ditempatkan di waktu yang longgar supaya tidak terjadi delay jadwal penerbangan pesawat," katanya.

Dalam kunjungan ke Bandara Internasional Juanda tersebut dirinya juga mendapatkan masukan supaya petugas kepolisian mengatur lalu lintas dari dan menuju ke Bandara Internasional Juanda.

"Hal itu bertujuan untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas penumpang yang ingin menuju ke Bandara Internasional Juanda Surabaya ini," katanya.

Ia mengatakan, untuk pemberian izin penambahan penerbangan pihaknya akan sangat berhati-hati dan tidak berdasarkan tingginya jumlah permintaan penumpang.

"Pemberian izin tersebut dilakukan berdasarkan pada kesiapan maskapai penerbangan, sarana dan prasarana serta kru. Kalau dihitung harus kru itu harus lembur, pasti tidak dikasih," katanya.

Ia mengatakan, secara umum di Bandara Juanda ini memang sudah bagus dan tidak begitu banyak yang harus dibenahi hanya saja pelayanan harus diterapkan dan dijaga.

"Mungkin di 35 bandara lain di Indonesia yang menjadi konsentrasi mudik lebaran bisa meniru Bandara Internasional Juanda untuk menyiapkan tarif batas bawah dan batas atas untuk penerbangan ekonomi," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016