Jakarta (ANTARA News) - Badan Amil Zakat Nasional meluncurkan program "Gerakan Devisa Mudik" yang mendorong para pemudik untuk membelanjakan uangnya di desa daerah asal sebagai bentuk upaya pembangunan desa oleh penduduk asli yang merantau ke kota besar.

"Kegiatan ini sebagai langkah awal untuk memulai kegiatan bangun desa oleh masyarakat asli desa yang akan dibangun. Dimana dalam kampanye ini diharapkan menumbuhkan perubahan pola pikir masyarakat terkait pemanfaatan uang saat mudik," kata Kepala Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Deni Hidayat dalam keterangannya, Minggu.

Program Devisa Mudik bertujuan agar para pemudik dapat memanfaatkan perputaran uang di masa mudik lebaran untuk tidak dibelanjakan pada hal-hal yang bersifat konsumtif di kota besar, melainkan memanfaatkan pada hal yang lebih produktif di kampung halaman pemudik.

Dia mengatakan mudik lebaran yang menjadi ritual tahunan bisa menggerakan roda perputaran ekonomi hingga ke seluruh pelosok negeri, dan bahkan hingga ke daerah-daerah terpencil.

Meski hanya bersifat temporer, lanjut Deni, kegiatan mudik Lebaran melibatkan kapital berkekuatan besar dan membawa efek sosial ekonomi yang cukup signifikan.

"Saat arus mudik telah terjadi perpindahan uang yang artinya adalah peluang menggerakkan sektor riil dan peluang meningkatkan ekonomi dan pembangunan daerah," ujar dia.

Berdasarkan data dari Bank Indonesia tahun 2014 perputaran uang saat mudik Lebaran mencapai Rp103 triliun.

Kegiatan Gerakan Devisa Mudik ini adalah kampanye melalui media, pembagian buku saku Devisa Mudik, kampanye via media elektronik dan media sosial, pemasangan spanduk di jalan yang menjadi jalur mudik, serta pelatihan pengelolaan keuangan dan investasi di desa tujuan mudik.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016