Jakarta (ANTARA News) - Layanan musik digital asal Amerika Serikat Yonder Music resmi diluncurkan di Indonesia pada 23 Mei 2016. Yonder Music hadir di Indonesia bekerja sama dengan salah satu operator menawarkan musik siap unduh tanpa intervensi iklan.

"Hanya 1 persen dari populasi orang di dunia ini mau banyak buat musik, 99 persen-nya maunya gratisan. Yonder Music hadir untuk menjawab 99 persen tadi," kata Zico Kemala Batin, Country Manager Yonder Music ID. Berikut wawancara ANTARA News dengan , Jumat malam (24/6/2016).

T: Kenapa menggandeng operator?
Gratisnya tanpa syarat, kalau aplikasi lain gratis tapi diganggu iklan, gratis tapi enggak bisa pilih atau menyimpan lagu. Di Yonder gratisnya semuanya bisa, bisa pilih lagu, bisa menyimpan lagu, tanpa iklan juga. Syaratnya cuma pengguna operator.

T: Musisi yang bergabung sudah berapa banyak?
J: Kalau dalam hal konten, karena Yonder memiliki komitmen yang sangat kuat untuk industri musik lokal, kami sudah bekerja sama dengan 48 label lokal ditambah 3 label internasional.

Jadi kalau ditanya jumlah artis, bisa dibilang hampir artis yang ada di Indonesia kontennya sudah ada di Yonder. Tapi kalau musisi yang spesifik bekerja sama dengan Yonder, kemarin ada project kompilasi waktu kami launching ada 17 artis menyanyikan 1 lagu eksklusif hanya untuk Yonder, mulai dari Iwan Fals, Noah, Geisha, D'Massive, Cita Citata, Lesty, Andien, Raisa, Isyana, Cakra Khan, Afghan, Iwa K.

T: Bagaimana dengan jumlah pengguna?
J: Kami masih baru, jadi data base untuk pengguna belum bisa bagikan karena masih tumbuh setiap harinya, jadi doakan saja kami bisa diterima karena Yonder ini komitmen untuk musisinya sangat besar. Revenue share-nya 75:25, 75 untuk musisi, 25 untuk Yonder.

T: Target pengguna sampai akhir tahun?
J: 1,2 juta download.

T: Total lagu?
J: Kami lebih dari 20 juta katalog karena kalau dari sisi library bisa dibilang Yonder paling besar karena kerjasamanya langsung dengan label lokal, jadi jika dibandingkan dengan layanan sejenis bisa dibilang Yonder paling besar.

T: Apa perbedaan utama Yonder Music dengan layanan musik digital lainnya?
J: Pertama, konsep free, kalau layanan yang lain free-nya syaratnya banyak. Mereka ada yang bayar, jadi bisa dibilang user-nya dibeda-bedakan, ada kastanya, ada yang Premium, ada yang VIP.
Di Yonder gratis, kami tidak membeda-bedakan layanan, semuanya gratis, bisa akses tanpa iklan, bisa pilih lagu, bisa download, bisa offline, semuanya gratis, syaratnya hanya untuk pengguna Axis dan XL.

Kedua, kalau aplikasi yang lain homepage-nya template, dalam artian mereka ada tim konten yang memberi saran lagu untuk di dengarkan, kalau di Yonder semua orang menjadi kurator untuk aplikasi mereka sendiri karena kami punya song stream yang merekomendasikan lagu berdasarkan listening pattern kita, jadi sangat personal.

Ketiga fungsi sosialnya, di Yonder kita bisa saling follow, bisa saling kirim lagu, terus kalau sudah saling follow kita juga bisa lihat teman kita mendengarkan musik apa saja, semuanya itu kelihatan.

T: Ke depannya apakah akan ada fitur baru?
J: Ke depannya bakal banyak fitur baru karena kami juga masih terus dalam pengembangan. Tunggu saja fitur-fitur baru dari Yonder.

T: Apakah ada rencana untuk ekspansi ke negara lain?
J: Saat ini Yonder sudah launching di tiga negara, Malaysia pada November tahun lalu, diikuti Indonesia berbarengan dengan Bangladesh. Target kami sampai akhir tahun ini akan ada di tujuh negara Asia lainnya.

Yonder Music asli dari Amerika Serikat, tapi strategi marketnya kami ingin mendekati market Asia dulu, baru nanti ke negara-negara lain.


Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016