... kesempatan silam, China mengklaim sedikitnya 47 negara menawarkan dukungan untuk menolak untuk setuju atas langkah Filipina membawa kasus tingkat tinggi itu ke Pengadilan Arbitrasi Internasional, di Den Haag, Belanda, pada 2013...
Hanoi (ANTARA News) - Diplomat senior China, Yang Jiechi, berkunjung ke Vietnam, Senin, untuk mengadakan pertemuan terjadwal guna mempererat hubungan dekat yang bersejarah di tengah meningkatnya ketegangan akibat perselisihan di Laut China Selatan.

Kunjungan Yang, penasihat pemerintah, suatu jabatan di atas menteri luar negeri China, dilakukan di tengah hubungan China berjuang mendiskreditkan putusan Pengadilan Arbitrase Internasional yang dapat memperburuk ketegangan karena dapat merongrong klaim Beijing di perairan yang membentang luas di Asia Tenggara.

Yang karena kedudukannya sebagai ketua bersama panitia pengarah berupaya untuk mempererat hubungan dan menghindari perselisihan. Dia akan melakukan kunjungan kehormatan dengan jajaran pimpinan pemerintahan Vietnam, Senin.

"Kami merasa senang bisa merealisasikan hubungan kedua negara pada saat pembangunan positif berlanjut, meskipun beberapa persoalan yang terjadi membutuhkan jalan keluar," kata Menteri Luar Negeri Vietnam dan Deputi Perdana Menteri Vietnam, Pham Binh Mihn, setelah menyambut kedatangan Yang.

Dalam kesempatan silam, China mengklaim sedikitnya 47 negara menawarkan dukungan untuk menolak untuk setuju atas langkah Filipina membawa kasus tingkat tinggi itu ke Pengadilan Arbitrasi Internasional, di Den Haag, Belanda, pada 2013.

Seorang pejabat senior Amerika Serikat pekan lalu menyatakan keraguannya atas klaim China itu. 

Diplomat China menulis editorial di koran regional yang isinya mencela upaya Filipina yang tampaknya meminta klarifikasi beberapa bagian dari UNCLOS 1982 dan dianggap sebagai tantangan besar dan memberikan dampak.

Para pengamat mengatakan Yang tidak mungkin akan mendapatkan simpati dari Vietnam yang memiliki masalah kepercayaan dengan China dan akhir-akhir ini meningkatkan hubungan lebih dekat dengan Filipina.

Meskipun tidak ikut ambil bagian dengan kasus yang ditangani Den Haag, Vietnam dapat keuntungan dari putusan positif bagi Manila. 

Mereka akan membalas dengan menentang pembangunan benteng oleh China di pulau-pulau buatan yang dilakukan oleh pasukan keamanan laut dan serta dianggap sebagai gangguan terjadap zona ekonomi eksklusif Vietnam.

Ha Hoang Hop, akademisi Vietnam yang memberikan nasihat kepada pemerintah, mengatakan, tidak ada agenda terselubung di balik kunjungan Yang dan tidak ada kompromi terkait Laut China Selatan.

Putusan Den Haag diperkirakan akan keluar beberapa bulan mendatang dan ada perhatian Amerika Serikat tentang bagaimana China akan bereaksi atas putusan yang tidak mendukung upaya pemerintahannya itu.

China dan Amerika Serikat saling menuding upaya militerisasi di rute vital pelayaran untuk stabilitas perekonomian global.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016