Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) akan mempercepat penyelesaian pembiayaan (financial close) sejumlah proyek pembangkit listrik berkapasitas daya 35.000 MW.

Dirut PLN Sofyan Basir di Jakarta, Senin mengatakan, pihaknya diminta Presiden Joko Widodo mempercepat proyek-proyek kelistrikan dalam jangka waktu setidaknya enam bulan ke depan, sehingga perekonomian juga semakin cepat bergerak.

"Hari ini, Presiden memanggil kami dan meminta percepatan proyek-proyek," katanya.

Menurut dia, sebagai tindak lanjut instruksi Presiden tersebut, PLN akan mempercepat "financial close" sejumlah proyek pembangkit, sehingga konstruksi bisa segera dimulai dan bisa lebih cepat menggerakkan perekonomian.

Salah satu proyek pembangkit yang akan dipercepat "financial close"-nya adalah PLTU Cirebon Ekspansi berkapasitas 1x1.000 MW.

Proyek itu dibangun dengan skema pengembang swasta (independent power producer/IPP) oleh Konsorsium Marubeni Corporation, PT Indika Energy Tbk, Samtan Co Ltd, Korea Midland Power Co Ltd, dan Chubu Electric Power Co Inc.

"Sesuai jadwal, financial close PLTU Cirebon Ekspansi itu semestinya pada Oktober 2016, namun bisa dipercepat menjadi Agustus ini," ujarnya.

Sofyan melanjutkan, percepatan "financial close" pembangkit tersebut akan berdampak lebih cepatnya persiapan-persiapan pekerjaan proyek seperti pembebasan lahan, pematangan lahan, dan pekerjaan pondasi.

"Dengan demikian, ekonomi bisa lebih cepat bergerak," ujarnya.

Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso menambahkan, izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) PLTU Cirebon Ekspansi dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat sudah terbit, sehingga "financial close" bisa dilaksanakan Agustus 2016.

Menurut dia, tahap "financial close" PLTU Cirebon Ekspansi bisa diselesaikan hanya dalam waktu 10 bulan atau jauh lebih cepat dari proyek-proyek pembangkit sebelumnya antara 14-24 bulan.

Selain PLTU Cirebon Ekspansi, Iwan mengatakan, sejumlah proyek yang dipercepat "financial close"-nya adalah pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) berkapasitas 75 MW di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulsel yang ditargetkan selesai dalam waktu delapan bulan.

Lalu, PLTU Tanjung Jati B Unit 5 dan 6 berkapasitas 2x1.000 MW dari jadwal "financial close" pada akhir Desember 2016 dipercepat menjadi Oktober 2016.

PLTU itu dikembangkan melalui skema IPP oleh Konsorsium Sumitomo Corporation, Kansai Electric Power Co Inc dan PT United Tractors Tbk.

Kemudian, "financial close" PLTU Jawa 7 berkapasitas 2x1.000 MW yang sesuai jadwal kontrak pada Desember 2016 akan dipercepat menjadi Oktober 2016.

PLTU Jawa 7 dibangun pengembang IPP yakni China Shenhua dan anak perusahaan PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).

"Demikian pula financial close untuk PLTU Cilacap Ekspansi Fase II berkapasitas 1x1.000 MW juga bisa dipercepat dari sesuai kontrak pada Oktober 2016 menjadi sekarang-sekarang ini, sehingga ekonomi bisa lebih cepat berjalan," ujar Iwan.

PLTU Cilacap Ekspansi Fase II dikerjakan IPP yakni Konsorsium PT Sumber Segara Primadaya (S2P) yang dimiliki PT Sumber Energi Sakti Prima dan PJB.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016