Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Pakistan menjamin keamanan wisatawan Indonesia saat mengunjungi objek-objek wisata di negara berpenduduk mayoritas Muslim tersebut.

"Kami melakukan kampanye melawan teroris dan membasmi unsur-unsur radikal guna menciptakan stabilitas di dalam negeri," kata Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Muhammad Aqil Nadeem di Jakarta, Senin.

Berbicara setelah acara buka puasa bersama akademisi, pelaku usaha jasa pariwisata, dan wartawan di Jakarta, Dubes Aqil Nadeem mengatakan aktivitas-aktivitas teroris di negaranya berkurang dan situasi keamanan makin membaik.

Lebih jauh ia mengatakan bahwa situasi keamanan di Pakistan akhir-akhir ini tak lagi seperti pada tahun 2012 saat negaranya meluncurkan "Visit Pakistan" dan orang-orang takut akan ekstrimisme.

Dewasa ini, kata dia, banyak orang datang ke Pakistan untuk berbisnis dan berinvestasi.

"Kami jamin keamanan wisatawan Indonesia. Rakyat Pakistan khususnya yang tinggal di wilayah utara tahu masyarakat Indonesia sangat ramah. Jadi dianggap seperti saudara sendiri," kata Atase Pertahanan Kedutaan Besar Pakistan di Indonesia, Kolonel Muhammad Shahid Siddeeq.

Menurut dia, pemerintah Pakistan sangat serius memerangi terorisme, yang pelakunya mayoritas berasal dari Afghanistan.

"Kami sangat serius memberantas terorisme. Alhamdulillah dalam dua tahun terakhir ini sudah berkurang aksi terorisme di sana dan para pelakunya sudah kembali ke Afghanistan," kata dia yang mendampingi Dubes Aqil Nadeem.

Objek wisata
Shahid menjelaskan bahwa objek wisata yang paling banyak dikunjungi berada di wilayah utara, seperti wilayah Gilgit yang jauh dari lokasi aksi terorisme.

Di Gilgit terdapat Gunung Karakoram, gunung tertinggi kedua di dunia yang puncaknya mencapai 8.611 meter dari permukaan laut.

Selain puncaknya yang berselimutkan salju, di sekitar gunung yang merupakan surga bagi para pendaki di perbatasan Pakistan-India-China itu juga terdapat sejumlah danau dengan panorama eksotis.

Selama ini masyarakat Indonesia yang berkunjung ke Pakistan bertujuan melakukan kegiatan terkait keagamaan. "Sekarang kami ingin orang-orang dari Indonesia berwisata," ujar Shahid.

Penerbangan dari Indonesia menuju Pakistan harus melalui Kuala Lumpur, Malaysia, dengan waktu tempuh sekitar enam jam.

Selain menawarkan paket wisata petualangan pendakian gunung, pemerintah Pakistan juga menawarkan paket ekowisata, wisata olahraga, wisata peninggalan, dan atraksi budaya.

Dalam kesempatan itu, Shahid juga menambahkan pemerintahannya sudah lama menjalin kerja sama dengan Indonesia di bidang pertahanan dan keamanan.

"Baru-baru ini kami juga melakukan kerja sama dengan Indonesia di bidang intelijen karena antara kami dan Indonesia sama-sama mendapatkan ancaman terorisme. Pelaku teror di Pakistan berasal dari Afghanistan dan Uzbekistan. Oleh karena itu, Indonesia perlu mengadakan kerja sama intelijen dengan kami untuk menangkal terorisme," ujarnya. 

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016