Jakarta (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyatakan akan mengevaluasi penerimaan mahasiswa baru.

"Sistem penerimaan mahasiswa ke depan akan dievaluasi. Banyak anak Indonesia pada Desember atau November sudah ada penjaringan perguruan tinggi asing sehingga anak kita yang pintar-pintar sudah punya kepastian diterima di perguruan tinggi asing," ujar Nasir dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Dia juga akan memperpendek penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri.

"Kami mau seleksi bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Jadi tidak terbatas waktu, tujuannya agar proses lebih sederhana seperti di perguruan tinggi asing. Contohnya seperti perguruan tinggi asing yang hanya mensyaratkan TOEFL dan GMAT," tambah dia.

Selain itu, evaluasi ini dimaksudkan agar bisa menjaring calon-calon mahasiswa yang berprestasi. "Kalau berdasarkan waktu, bisa tidak kalau sebelum lulus SMA dilakukan seleksi."

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi akan membuat formula agar calon mahasiswa bisa mengikuti tes masuk PTN lebih dari sekali.

"Kalaupun tes ini dipertahankan maka akan dikembangkan dengan sistem berbasis komputer. Kalau tahun ini hanya 2.500 peserta, tahun depan diusahakan jadi 20.000 peserta untuk tes berbasis komputer," kata Nasir.

Dia juga menjamin tidak ada kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT). "Tahun ini tidak ada kenaikan UKT," tegas dia.

Ketua Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Rochmat Wahab, mengatakan perubahan jadwal seleksi mungkin saja bisa dilakukan.

"Tapi yang mungkin bisa diubah yang SBMPTN karena kalau yang SNMPTN dilakukan harus menunggu nilai UN dulu," kata Rochmat.

Pewarta: Indriani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016